Masih ingatkah kalian? bahwa di Indonesia, flu burung ditemukan pada akhir tahun 2003. Kasusnya kemudian meluas ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dalam empat tahun, penyakit ini mengakibatkan lebih dari 16 juta kematian unggas. Infeksi pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 2005 dan terakhir pada 2017. Saat ini, tiga provinsi di Indonesia, yaitu Maluku, Maluku Utara, dan Papua, telah ditetapkan sebagai zona bebas flu burung pada unggas. Hal ini bisa terjadi dikarenakan penerapan biosekuriti ayam yang buruk.
Biosekuriti adalah serangkaian tindakan pencegahan untuk melindungi ternak ayam dari agen penyakit. Layaknya benteng pertahanan, biosekuriti menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ayam.
Mengapa Biosekuriti Ayam Penting?
Biosekuriti harus menjadi bagian rutin dari operasi peternakan ayam. Mulai dari seleksi lokasi yang tepat, pembatasan akses ke area peternakan, hingga pengelolaan limbah dan kotoran ayam, semua merupakan langkah penting dalam biosekuriti. Di Indonesia, penerapan biosekuriti telah menjadi lebih sistematis sejak wabah Flu Burung, dengan panduan yang diberikan oleh ASEAN dan organisasi lokal.
Dilansir dari studi yang telah dilakukan FAO Indonesia menunjukkan bahwa untuk setiap Rp 1 yang dibelanjakan untuk Biosekuriti 3 zona, peternak unggas akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 12. Ini membuktikan bahwa biosekuriti tidak hanya penting untuk kesehatan ternak, tetapi juga untuk keberlanjutan finansial peternakan.
Kapan Biosekuriti Dilakukan?
Biosekuriti harus diterapkan secara berkelanjutan, mulai dari sebelum ternak ayam datang ke peternakan hingga setelah mereka keluar. Berikut beberapa tahapan penting dalam penerapan biosekuriti:
Sebelum Ternak Datang
- Pemilihan lokasi peternakan yang jauh dari pemukiman, sumber air tercemar, dan peternakan lain.
- Desinfeksi dan sanitasi kandang secara menyeluruh.
- Melakukan Fumigasi
- Pembuatan zona biosekuriti dengan pembatas yang kokoh.
Saat Ternak Datang
- Pemeriksaan kesehatan ternak secara ketat sebelum masuk ke peternakan.
- Karantina ternak baru selama periode tertentu.
- Vaksinasi ternak sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan.
Selama Pemeliharaan
- Kontrol akses keluar-masuk peternakan secara ketat.
- Biosekuriti personal, seperti penggunaan pakaian khusus dan desinfeksi alas kaki, bagi petugas peternakan.
- Pembersihan dan desinfeksi kandang secara berkala.
- Pengelolaan pakan dan air minum yang higienis.
- Pengamatan kesehatan ternak secara rutin dan pelaporan segera jika ada tanda-tanda penyakit.
Setelah Ternak Keluar
- Desinfeksi dan sanitasi kandang secara menyeluruh.
- Melakukan Fumigasi
- Pengelolaan limbah ternak yang baik dan tepat
Baca juga :Â Kompos Tank : Solusi Cermat Limbah Peternakan
Langkah-langkah Sederhana untuk Menerapkan Biosekuriti
Penerapan biosekuriti tidak selalu membutuhkan teknologi canggih atau biaya besar. Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan:
- Pasanglah papan nama “Area Terbatas” di pintu masuk peternakan.
- Sediakan tempat cuci tangan dan kaki di pintu masuk dan keluar peternakan.
- Gunakan alas kaki khusus untuk petugas peternakan.
- Bersihkan dan desinfeksi peralatan peternakan secara rutin.
- Pisahkan ternak yang sakit dari ternak yang sehat.
- Laporkan segera kepada dinas peternakan setempat jika ada tanda-tanda penyakit.