Hai sobat Ansell! Pernahkah kamu melihat ayam peliharaan lesu, diare, dan bahkan mati mendadak? Jika ya, waspadalah! Kemungkinan besar, ayam kamu terserang Necrotic Enteritis (NE), penyakit mematikan yang mengintai di usus ayam.
Kasus Necrotic Enteritis merupakan penyakit yang umum terdapat pada ayam broiler yang terjadi dan menyebar dengan cepat. Penyakit necrotic enteritis disebabkan oleh Clostridum pefringens (Cl. Pefringens) tipe A dan C yang menyerang pada bagian saluran pencernaan. NE bukanlah penyakit baru, namun keberandaanya masih menjadi momok bagi para peternak Indonesia. Penyakit ini sangat sering ditemukan pada ayam pedaging (broiler) maupun petelur dan burung unta di Indonesia.
Pencegahan dan Pengobatan
Hingga saat ini, pencegahan dan pengobatan necrotic enteritis umumnya dilakukan dengan pemberian berbagai antibiotik. Penggunaan antibiotik ini bervariasi dari dosis rendah hingga tinggi. Namun, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi kuman, yang justru mempersulit penanganan penyakit di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan melalui manajemen peternakan yang baik sangatlah penting.
Faktor Penyebab
Necrotic enteritis dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kebersihan kandang yang kurang terjaga. Faktor eksternal bisa berupa kondisi cuaca yang ekstrem, seperti suhu yang sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari akibat hujan. Perubahan suhu yang drastis ini dapat menyebabkan stres pada ayam.
Selain itu, kepadatan populasi ayam dalam kandang yang terlalu tinggi, kelembaban yang berlebihan, serta penyakit pada saluran pencernaan seperti koksidiosis dan iritasi usus juga dapat memicu necrotic enteritis. Pada kondisi normal, ayam yang sehat memiliki bakteri Clostridium perfringens dalam jumlah yang terkendali di usus mereka. Namun, ketika kondisi kesehatan ayam memburuk dan lingkungan menjadi tidak nyaman, populasi bakteri ini dapat meningkat pesat dan menyebabkan penyakit.
Gejala Klinis dan Subklinis
Gejala klinis necrotic enteritis dapat dilihat dari kotoran ayam yang basah, berlendir, berwarna oranye kecoklatan, dan sering kali berbusa. Penyakit ini terutama menyerang usus bagian depan (duodenum, jejunum, dan ileum) serta bagian belakang (caecum).
Gejala subklinis lebih sulit dikenali karena tidak ada kematian yang mencolok, tetapi dapat terlihat dari penurunan performa ayam. Ayam yang terkena cenderung mengalami depresi, penurunan konsumsi pakan, hambatan dalam peningkatan bobot hidup, pertumbuhan yang tidak seragam, peningkatan rasio konversi pakan (FCR), diare, peningkatan konsumsi air minum, bulu yang kusam, dan kecenderungan untuk bergerombol.
Diagnosa dan Penanganan
Untuk mengetahui keparahan necrotic enteritis, biasanya diperlukan nekropsi atau bedah bangkai ayam yang mati. Dalam pemeriksaan ini, usus ayam sering kali tampak mengembang dan berisi gas berbau khas akibat infiltrasi udara oleh bakteri Clostridium perfringens. Pada beberapa kasus, usus terlihat menebal di beberapa lokasi dan terdapat benjolan, sehingga tampak bergelombang.