Kandang ayam sering mendapat citra negatif dari masyarakat karena menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau ini muncul karena amonia, gas yang berasal dari metabolisme ayam itu sendiri. Meskipun alami, keberadaan amonia dapat membahayakan kesehatan ayam. Lalu, apa yang terjadi jika kadar amonia di kandang terlalu tinggi? Apa saja dampaknya, dan bagaimana cara mengatasinya?

Apa Itu Amonia?

Salah satu faktor utama penyebab bau menyengat di kandang ayam adalah gas amonia (NH3). Amonia merupakan gas yang tidak berwarna namun berbau sangat menyengat. Gas ini berasal dari proses penguraian nitrogen dalam kotoran ayam oleh bakteri ureolitik. Ketika protein dari pakan ayam mengalami proses pencernaan, zat sisa seperti urea dan asam urat keluar bersama feses. Dalam kondisi anaerob, asam urat berubah menjadi urea, lalu bercampur dengan enzim urease pada kotoran ayam dan menghasilkan amonia. Gas ini mudah menguap dan menyebar ke udara di sekitar kandang.

Dampak Amonia Terhadap Ayam

  1. Iritasi pada Mata
    Paparan gas amonia dalam kandang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam. Amonia yang larut dalam cairan mata membentuk senyawa alkali yang dapat menimbulkan peradangan atau konjungtivitis. Dalam kasus yang lebih parah, ayam dapat mengalami ulserasi kornea hingga kebutaan.
  2. Kerusakan Sistem Pernapasan
    Pada kadar 20 ppm atau lebih, gas ini dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukosa saluran pernapasan. Hal ini menghambat mekanisme pertahanan alami ayam terhadap penyakit, sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Ayam yang terpapar amonia berlebih sering menunjukkan gejala seperti suara ngorok akibat produksi lendir berlebihan di saluran pernapasan.
  3. Penurunan Nafsu Makan
    Dampak lain yang cukup signifikan adalah penurunan konsumsi pakan. Kadar amonia yang tinggi dapat melemahkan fungsi sistem saraf ayam. Hal tersebut berpengaruh pada menurunnya nafsu makan ayam. Akibatnya pada ayam broiler adalah penurunan berat badan, sedangkan pada ayam petelur adalah penurunan produksi telur.
Dampak Amonia pada Ayam konjungtivitis
Konjungtivitis pada Ayam akibat Amonia

Strategi Mengurangi Amonia dalam Kandang

Meskipun bau menyengat di kandang ayam sering dianggap tak dapat dihindari, ada berbagai cara untuk menguranginya. Kadar amonia dalam kandang dapat dikurangi jika peternak memperhatikan beberapa faktor penting, seperti kualitas pakan, sistem ventilasi, desain konstruksi kandang, kepadatan ternak, dan manajemen kotoran.

Kualitas Pakan

Pastikan pakan sesuai dengan standar kualitas dan kebutuhan ayam untuk mengurangi risiko peningkatan amonia. Kandungan protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kadar amonia di kandang, karena sisa protein yang tidak tercerna keluar melalui feses, kotoran menjadi lebih basah dan berbau amonia. Selain itu, kelebihan garam dalam pakan dapat menyebabkan ayam lebih banyak minum, sehingga feses menjadi encer. Oleh karena itu, peternak perlu memberikan pakan dengan nutrisi seimbang tanpa kelebihan protein atau garam.

Sistem Ventilasi

Perhatikan ventilasi kandang untuk memastikan suhu dan sirkulasi udara yang baik. Suhu yang terlalu panas dapat diturunkan dengan blower atau kipas angin, dengan memperhatikan arah aliran, kecepatan angin, volume kandang, dan populasi ayam. Kandang closed house menjadi solusi efektif karena dapat mengontrol suhu, kelembapan, serta mengeluarkan gas beracun dari kandang.

Sistem Konstruksi

Jika membangun lebih dari satu kandang, jarak antar kandang minimal 7 meter atau setara dengan lebar kandang untuk mendukung aliran udara. Kandang cages dapat mengurangi bau amonia hingga 50% daripada kandang flooring, dengan tinggi ideal 1,25–1,5 meter. Pastikan pula saluran pipa air minum tidak bocor, karena air yang menetes akan membuat feses lebih basah dan meningkatkan bau amonia.

Kepadatan Ayam

Peternak perlu mengatur kepadatan ayam dalam kandang agar tidak berlebihan. Kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan ayam mengalami stres panas. Hal ini akan membuat ayam lebih banyak minum. Akibatnya, feses menjadi lebih encer dan kadar amonia meningkat.

Manajemen Kotoran

Manajemen kotoran yang baik berperan penting dalam mengurangi amonia. Kotoran basah memicu lebih banyak gas amonia, sehingga peternak perlu menjaga kebersihan dan kekeringannya. Bersihkan feses di bawah kandang secara berkala agar tidak menumpuk. Untuk menjaga kekeringan, tambahkan bahan penyerap seperti zeolit atau kapur 1–3%.

Dengan memahami dampak amonia, peternak bisa lebih fokus pada pengelolaan kotoran ayam. Selain itu, melalui strategi yang ada, peternak dapat mencegah bau menyengat di kandang sekaligus meningkatkan kesejahteraan ternak.

Baca Juga: Mengatasi Tingginya Amonia Saat Musim Hujan