ARTIKEL TERBARU
Yuk tambah wawasan kamu seputar dunia peternakan khususnya ayam dengan membaca artikel Ansell Jaya Indonesia, bersama kami jadikan peternakan Indonesia lebih baik dan lebih cerdas!
26Jan
Apakah Anda pernah melihat anak ayam yang mengikuti kucing, anjing, atau bahkan manusia? Mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa anak ayam bisa begitu? Apakah mereka tidak tahu siapa induk mereka yang sebenarnya? Jawabannya ada pada fenomena yang disebut imprinting.Imprinting adalah proses pembelajaran yang terjadi pada hewan-hewan tertentu, khususnya unggas, yang membuat mereka menganggap benda bergerak pertama yang mereka lihat setelah menetas adalah induknya. Imprinting sangat penting bagi kelangsungan hidup anak unggas, karena dengan begitu mereka dapat belajar cara mencari makan, berlindung, dan beradaptasi dengan lingkungan.Baca Juga : Benarkah Ayam bisa Mengingat Wajah Manusia?Namun, imprinting juga memiliki sisi unik dan menarik, karena tidak selalu benda bergerak yang dilihat anak unggas adalah induk sejenis. Bisa saja benda bergerak tersebut adalah hewan lain, manusia, atau bahkan benda mati. Hal ini terjadi karena imprinting hanya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 13-16 jam setelah menetas. Jadi, apapun yang dilihat anak unggas dalam rentang waktu tersebut akan dianggap sebagai induknya, tanpa membedakan bentuk, warna, atau suara.Konrad Zacharias LorenzImprinting pertama kali dipelajari oleh ilmuwan Austria bernama Konrad Lorenz, yang dikenal sebagai bapak etologi atau ilmu tentang tingkah laku hewan. Dikutip dari Biodiversity Warriors by Kehati, Lorenz mencoba membagi telur di sarang angsa menjadi dua kelompok. Satu kelompok dierami oleh induk angsa, yang lainnya dirawat oleh Lorenz di inkubator. Anak-anak angsa dari kelompok pertama menjadi angsa normal, sementara anak-anak angsa dari kelompok kedua menganggap Lorenz sebagai induknya dan mengikutinya kemana pun ia pergi. Lorenz bahkan mengajari anak angsa cara mencari makan dan berenang di air.Namun, kemampuan ini juga bisa berbahaya jika anak ayam salah mengenali induknya, misalnya menganggap kucing atau manusia sebagai induknya. Hal ini bisa menyebabkan anak ayam meniru perilaku yang tidak sesuai dengan insting dan kebutuhan ayam, mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan sesama ayam, atau bahkan dimangsa oleh hewan lain yang dianggap sebagai induknya.Oleh karena itu, penting bagi Anda yang ingin beternak ayam untuk memastikan bahwa anak ayam yang Anda pelihara mendapatkan imprinting yang benar.
Read More22Jan
Siapa yang bisa membayangkan hidup tanpa mencicipi lezatnya ayam? Sebuah pertanyaan yang mungkin menggelitik rasa penasaran kita. Namun, tahukah Anda siapa yang pertama kali makan ayam ini? Jejak sejarah mengungkapkan kisah menarik tentang bagaimana ayam, sebelum menjadi santapan kita, telah melalui perjalanan panjang di berbagai belahan dunia. Jejak Awal Sebelum masuk ke "perut" kita, ayam awalnya terkenal sebagai peserta utama dalam pertarungan adu atau sabung ayam. Sudah lebih dari 10.000 tahun yang lalu, masyarakat di Asia Tenggara dan China mulai memelihara ayam untuk kegembiraan pertarungan. Ayam tidak hanya menjadi pilihan hiburan, tapi juga menjadi elemen tak terpisahkan dari keberlanjutan tradisi dan kekayaan budaya. Siapa yang Makan Ayam Pertama Kali? Perubahan signifikan terjadi sekitar 400-200 SM ketika para arkeolog menemukan bukti pertama konsumsi daging ayam di kota kuno Maresha, Israel. Lee Perry-Gal, seorang arkeolog dari Universitas Haifa, menemukan lebih dari seribu tulang ayam yang jelas-jelas sudah mengalami proses pemotongan. Keunikan temuan ini terletak pada jumlah tulang betina yang dua kali lebih banyak daripada tulang jantan, mengindikasikan bahwa ayam betina lebih sering diambil untuk dikonsumsi.Alasan mengapa manusia mulai mengonsumsi ayam sebagai makanan masih menjadi misteri. Namun, ada beberapa kemungkinan. Salah satu kemungkinan adalah karena ayam merupakan sumber protein yang mudah didapat. Ayam juga merupakan hewan yang mudah diternakkan dan memiliki tingkat reproduksi yang tinggi. Ayam dan Iklim di Wilayah Mediterania Penyebaran ayam sebagai bahan makanan juga kemungkinan terkait dengan iklim di wilayah sekitar Mediterania. Iklim di wilayah tersebut cocok untuk budidaya ayam. Hal ini mendorong orang untuk mempelajari cara beternak ayam dalam jumlah besar di penangkaran. Inilah titik awal ayam menjadi bagian dari hidangan sehari-hari.Begitulah kisah unik tentang jejak sejarah ayam, dari arena pertarungan hingga meja makan kita. Dalam melintasi zaman, ayam telah menjadi bagian tak tergantikan dari kehidupan kita. Dengan kelezatannya yang mengundang selera, ayam bukan hanya sekadar hidangan, melainkan juga bagian dari warisan budaya yang terus berkembang. Mari wujudkan kehidupan yang lebih baik dan cerdas dengan mengonsumsi ayam, hewan kaya protein.
Read More17Jan
Musim hujan seringkali membawa berkah bagi para peternak ayam, namun di balik kesejukan air hujan terdapat potensi tingginya kadar amonia di kandang. Amonia dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan ayam dan produktivitas peternakan. Dikutip dari salahsatu jurnal oleh Yuwono, Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 yang merupakan salah satu indikator pencemaran udara pada bentuk kebauan. Gas amonia adalah gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat, biasanya amonia berasal dari aktifitas mikroba, industri amonia, pengolahan limbah dan pengolahan batu bara. Dalam konteks peternakan ayam, amonia seringkali muncul dari kotoran ayam dan urine yang terakumulasi di kandang. Kenapa Musim Hujan Kadar Amonia Naik?Kelembapan udara yang tinggi, sehingga amonia yang dihasilkan oleh kotoran ayam lebih mudah menguap. Curah hujan yang tinggi, sehingga kandang ayam lebih mudah basah. Pergantian udara yang kurang baik, sehingga amonia tidak dapat terbawa keluar dari kandang.Pengaruh Amonia Bagi Ayam 1. Iritasi Saluran Pernapasan Amonia dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan ayam. Hal ini dapat mengganggu fungsi normal paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan. 2. Menurunkan Kinerja Produktivitas Ayam yang terpapar amonia secara terus-menerus cenderung mengalami penurunan produksi telur, pertumbuhan yang lambat, dan berpotensi mengalami stres. 3. Mengganggu Kesehatan Umum Tingginya kadar amonia dapat mempengaruhi kesehatan ayam secara keseluruhan, meningkatkan risiko penyakit dan menurunkan daya tahan tubuh. 4. Masalah Kesehatan Mata Pajanan berlebihan terhadap amonia dapat menyebabkan masalah pada mata ayam, seperti iritasi dan konjungtivitis. 5. Mengurangi Kualitas Udara Kadar amonia yang tinggi dapat menciptakan lingkungan kandang yang kurang sehat dan mengganggu keseimbangan mikroorganisme di dalamnya. Baca Juga : Penyakit Berpotensi pada Ayam Selama Musim Hujan Tips Mencegah Tingginya Amonia saat Musim Hujan Untuk itu, penting bagi para pemula dalam dunia ternak ayam untuk memahami cara mencegah tingginya kadar amonia saat musim hujan. Simaklah tips-tips berikut dengan baik. 1. Ventilasi yang Optimal Membuka pintu dan jendela kandang ayam secara teratur dapat membantu sirkulasi udara yang baik. Ventilasi yang optimal akan mengurangi kelembaban dan mencegah amonia terkumpul di udara kandang. Pastikan ada lubang ventilasi yang cukup di bagian atap dan dinding kandang. 2. Pembersihan Rutin Kandang Lakukan pembersihan kandang secara rutin, terutama saat musim hujan. Bersihkan sisa pakan dan kotoran ayam setiap hari. Dengan demikian, Anda dapat mencegah penumpukan bahan organik yang dapat menghasilkan amonia. 3. Penggunaan Adsorben Amonia Tambahkan material adsorben amonia, seperti arang aktif, di dalam kandang. Material ini dapat menyerap amonia dan mengurangi risiko tingginya kadar amonia di udara kandang. 4. Pemberian Nutrisi yang Tepat Pastikan pakan yang diberikan mengandung nutrisi yang seimbang. Nutrisi yang tepat dapat membantu mengurangi produksi amonia dalam kotoran ayam.
Read More12Jan
Bandung, 4 Januari 2024 - Pada hari ini, PT Ansell Jaya Indonesia resmi genap telah berumur 15 tahun, menandai tonggak sejarah yang membanggakan dalam mengarungi perjalanan di industri peternakan ayam. PT Ansell Jaya Indonesia telah meraih prestasi yang mengagumkan, dengan ter;ibat dalam pembangunan lebih dari 500 kandang closed house di Indonesia dan mancanegara.Dalam kurun waktu 15 tahun ini, PT Ansell Jaya Indonesia berhasil membangun reputasi yang solid sebagai penyedia solusi peternakan terkini, menghadirkan inovasi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan peternak tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai aspek peternakan. Pencapaian ini mencerminkan komitmen yang teguh terhadap pelayanan berkualitas tinggi dan dedikasi untuk menjadi mitra yang andal bagi para peternak."Kami bersyukur atas pencapaian yang telah kami raih selama 15 tahun ini. Kami juga berterima kasih kepada para peternak yang telah mempercayai kami sebagai mitra dalam membangun kandang ayam.," ujar Direktur Utama PT Ansell Jaya Indonesia, Saidi Widjaja.Kepercayaan yang telah diberikan menjadi tiang kuat bagi kesuksesan PT Ansell Jaya Indonesia, perayaan ini menjadi kesempatan untuk merayakan hubungan yang telah terjalin serta memperkuat komitmen perusahaan untuk memberikan layanan terbaik."Kami juga bersyukur atas kekompakan tim Ansell yang telah bekerja keras untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kami yakin, dengan kekompakan ini, kami dapat terus memberikan yang terbaik bagi para peternak," ujarnya lagi.Baca juga : PT Ansell Jaya Indonesia Gelar acara 14th Anniversary bertajuk “Grow Better We Can”Tagline yang diusung untuk anniversary ke 15 masih tetap teguh yakni "for your BETTER and SMATER farming" bukanlah sekadar frase promosi. Ini adalah janji dari PT Ansell Jaya Indonesia untuk terus menjadi mitra yang membantu para peternak meningkatkan kinerja mereka. Mereka percaya bahwa bersama PT Ansell Jaya Indonesia, peternak dapat menjadi lebih baik dan lebih cerdas dalam mengelola usaha peternakan mereka.Selamat ulang tahun yang ke-15 untuk PT Ansell Jaya Indonesia! Terima kasih kepada semua pelanggan, mitra, dan tim Ansell yang telah mendukung perjalanan luar biasa ini. Mari bersama-sama selalu ingin menjadi lebih baik dan cerdas untuk menciptakan masa depan peternakan ayam Indonesia yang lebih baik!
Read More08Jan
Pernahkah kamu berpikir mengapa lampu yang biasa kita gunakan di rumah tidak selalu cocok untuk peternakan ayam? Terkadang, hal-hal sepele seperti ini dapat berdampak besar pada kesejahteraan ternak ayam kita. Setelah sebelumnya Ansell sudah membahas tentang Pengaruh Warna Cahaya Lampu yang bisa berdampak pada performa ayam kamu, sekarang mari kita eksplorasi mengapa banyak peternak masih menggunakan jenis lampu biasa di peternakan ayam mereka, padahal mata ayam memiliki perbedaan signifikan dengan mata manusia. Kenapa Jenis Lampu Biasa Kurang Cocok untuk Ayam? Mata ayam memiliki struktur yang berbeda dengan mata manusia. Mata ayam memiliki lebih banyak sel batang daripada sel kerucut. Sel batang berfungsi untuk melihat dalam kondisi gelap, sedangkan sel kerucut berfungsi untuk melihat dalam kondisi terang.Lampu biasa yang umumnya digunakan di peternakan cenderung menghasilkan cahaya yang terlalu terang dan kurang sesuai dengan kebutuhan mata ayam. Cahaya yang terlalu terang dapat menyebabkan stres pada ayam, mengganggu pola tidur, dan bahkan berdampak negatif pada produksi telur. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk memahami karakteristik mata ayam dan memilih pencahayaan yang sesuai. Desain Skema Pencahayaan yang Baik Banyak produsen ayam menghargai pentingnya pencahayaan dalam meningkatkan kinerja ternaknya. Baik itu ayam petelur, kalkun, peternak komersial, atau induk, semua jenis ayam dapat mencapai kinerja terbaiknya jika pencahayaannya diatur dengan baik.Dalam merancang skema pencahayaan ayam, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :Pemilihan sumber cahaya yang mendekati spektrum sinar matahari alami sangat penting. LED menjadi pilihan yang sesuai karena kemiripannya dengan profil daylight. Kemampuan redup pencahayaan juga menjadi faktor kunci. Ayam memiliki ritme sirkadian yang merespons perubahan intensitas cahaya, dan pencahayaan yang dapat diatur untuk meniru matahari terbit dan terbenam memberikan lingkungan yang nyaman bagi burung. Suhu warna pencahayaan juga berpengaruh pada berbagai tahap produksi ayam. Penelitian menunjukkan bahwa suhu warna 5000K dapat mendorong aktivitas ayam, sementara suhu warna 2700K lebih cocok untuk memaksimalkan produksi telur. Flicker atau keralipan lampu juga perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi kesejahteraan ayam. Penggunaan LED berkualitas tinggi yang bebas keralipan dapat mengurangi stres secara signifikan serta meningkatkan performa ayam.Meskipun harga sering menjadi pertimbangan utama, investasi dalam lampu LED dapat segera terbayarkan melalui penghematan energi. Masa pakai produk LED yang lebih lama juga dapat mengurangi biaya perawatan. Dengan mempertimbangkan hubungan antara pencahayaan dan kesejahteraan ayam, pemilihan jenis lampu LED yang fleksibel dan berkualitas serta desain yang tepat di kandang ayam menjadi faktor kunci untuk meningkatkan hasil produksi.
Read More03Jan
Dalam dunia yang penuh kehidupan dan keseimbangan alam, kita mungkin tidak sering berpikir tentang apa yang terjadi jika salah satu elemen penting dalam lingkungan kita tiba-tiba menghilang. Bayangkan saja, apa yang akan terjadi jika suara kokok ayam yang akrab itu tak lagi terdengar di pagi hari? Bagi sebagian, ini mungkin terdengar seperti kisah fiksi, tapi mari kita bersama-sama merenung tentang dunia yang hilang ketika ayam punah. Pasti ada yang kurang setiap pagi bangun pagi, apalagi yang tinggal di pedesaan. Namun bukan itu hal yang paling krusial, akan tetapi peran utama ayam sebagai sumber makanan terutama protein bagi seluruh penduduk bumi. Dampak Pangan yang Meratah Hingga Dapur Kita Ayam, dengan dagingnya yang lezat dan telurnya yang bergizi, bukan hanya menjadi hidangan yang menyenangkan di meja makan kita. Ini juga menjadi penyokong utama pasokan protein bagi manusia. Jika ayam menghilang, bukan hanya rasanya yang kita kehilangan, tapi juga sumber protein yang terjangkau. Dampaknya tidak hanya terasa di dompet, melainkan juga pada kesehatan masyarakat. Kenaikan harga daging dan telur dapat menyebabkan kekurangan gizi yang signifikan, terutama di kalangan yang kurang mampu. Dampak Ekonomi yang Merambah Luas Industri peternakan ayam bukan hanya soal menghasilkan makanan, tapi juga tentang menciptakan lapangan kerja. Jika ayam menghilang, rantai ekonomi akan terpangkas. Petani, peternak, hingga pedagang akan kehilangan mata pencaharian mereka. Bukan hanya itu, tapi juga sektor-sektor terkait seperti pabrik pakan ayam, industri pengolahan, dan distribusi akan terkena dampak serius. Kehilangan ayam tidak hanya berarti kehilangan sumber makanan, tapi juga mengguncang fondasi ekonomi yang bergantung padanya. Dampak Sosial, Kehilangan Jati Diri Budaya Ayam bukan hanya sebatas makhluk yang merumahkan manusia, tapi juga menjadi bagian dari tradisi dan budaya. Upacara adat seperti pernikahan, khitanan, dan kematian seringkali melibatkan kehadiran ayam. Kehilangan ayam berarti merenggut bagian dari identitas budaya dan tradisi masyarakat. Hilangnya kehadiran ayam dalam konteks sosial tidak hanya meninggalkan kekosongan, tapi juga membawa perubahan pada pola hidup dan kebiasaan yang telah tertanam selama berabad-abad. Dampak Lingkungan Di samping manfaatnya sebagai sumber pangan, ayam juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka bukan hanya pemburu alami hama tanaman, tapi juga pengecilkan limbah organik. Tanpa ayam, pertanian akan terancam oleh serangan hama yang tidak terkendali. Selain itu, proses penguraian limbah organik juga terganggu, meninggalkan bumi tercemar oleh kotoran yang tidak terurai dengan baik. Kesimpulan Punahnya ayam akan menyebabkan dampak yang sangat besar bagi umat manusia, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian ayam agar tidak punah
Read MoreWE EXIST IN YOUTUBE