ARTIKEL TERBARU
Yuk tambah wawasan kamu seputar dunia peternakan khususnya ayam dengan membaca artikel Ansell Jaya Indonesia, bersama kami jadikan peternakan Indonesia lebih baik dan lebih cerdas!
25Feb
Menghadapi era globalisasi dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), bisnis ayam pedaging (broiler) dituntut untuk mampu bersaing dalam kualitas produk dan efesiensi biaya operasional. Ayam pedaging adalah hasil rekayasa genetik yang memerlukan pakan, obat-obatan, vaksinasi dan lingkungan yang mendukung untuk mencapai produksi daging ayam maksimal. Salah satu untuk mencapai lingkungan yang nyaman, udara yang sehat dan kondisi minim stress, antara lain dengan menggunakan kandang tertutup (Closed House).Awal mulanya sistem Closed House diterapkan di daerah sub-tropis yang memiliki empat musim, namun dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa, di daerah tropis yang memiliki dua musim seperti Indonesia juga memberi pengaruh yang efektif dalam mengatur kondisi lingkungan yang dibutuhkan ayam. Adapun tipe ventilasi yang pas untuk iklim tropis adalah ‘Sistem Tunnel’.Pada Sistem Tunnel dibuat dengan tujuan agar keadaan lingkungan luar seperti udara panas, hujan, angin dan intensitas cahaya matahari tidak berpengaruh banyak terhadap keadaan di dalam kandang. Sebagian besar kandang dibuat tertutup dengan tembok, seng atau layar, kecuali bagian ujung kandang untuk udara masuk (inlet) dan bagian ujung kandang lainnya untuk tempat kipas/exhaust fan (outlet), sehingga kondisi udara dalam kandang tergantung pada kondisi udara lingkungan.Sistem Tunnel lebih cocok untuk kandang di dataran tinggi (pegunungan) karena udaranya relatif bersih dan sejuk, sedangkan untuk kandang di dataran rendah (pantai) sebaiknya dipakai ‘Sistem Colling Pad’, di mana udara yang masuk dalam kandang disedot oleh kipas melalui bantalan (pad) khusus yang dialiri air hingga suhu dan kelembaban udara yang masuk disesuaikan dengan kebutuhan ayam.Beberapa keuntungan menggunakan kandang Closed House antara lain, 1) Meningkatkan kepadatan ayam tanpa mendirikan bangunan baru. 2) Ayam lebih tenang, segar dan nyaman. 3) Udara yang tersedia lebih baik. 4) Meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ayam. 5) Mengurangi jumlah tenaga kerja (man power). 6) Suhu lebih dingin. 7) Ayam tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca lingkungan.Meskipun Closed House identik dengan “Rumah Idaman Ayam”, namun tidak ada jaminan bagi ayam yang dipelihara memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang rendah. Bahkan, pernah muncul di farm tertentu fenomena “mati massal” pada DOC (anak ayam) di dalam Closed House. Selain disebabkan penyakit, fenomena mati massal tersebut dipicu oleh, sistem bangunan kandang yang tidak ideal, pengoperasian kandang tertutup yang salah, dan manajemen yang menyimpang.Untuk mengatasi mati massal, dibutuhkan manajemen penanganan (handling) DOC secara ketat yang berbeda dengan manajemen kandang terbuka (Open House). Manajemen DOC pada Closed House yang perlu diperhatikan, antara lain pertama, untuk hari awal pada brooder (indukan pemanas) paling depan sebaiknya dipasang tirai untuk menahan (blocking) angin langsung yang mengenai DOC yang berfungsi juga sebagai pengefektifan indukan. Kedua, pemasangan brooder dimodifikasi sehingga membentuk brooder memanjang kiri dan kanan, bagian tengah untuk jalan operasional di samping bahan brooder juga harus dapat dialiri angin. Ketiga, Posisi indukan/brooder harus tepat dipasang searah yaitu mengarah ke Exhaust Fan belakang (posisi ini terbalik dari pada kandang terbuka). Dan keempat, jangan menggunakan box DOC sebagai tempat pakan karena akan menstimulasi pertumbuhan jamur.Luas kandang dan bobot badan broiler sangat berpengaruh pada sirkulasi/peredaran udara di dalam kandang. Jika bobot badan terlalu besar, maka akan timbul panas berlebih yang bersumber dari tubuh ayam broiler sendiri. Berdasarkan teori, Closed House yang masih memakai tempat pakan (feeder) dan tempat minum (drinker) manual, memiliki kepadatan 20 ekor/m2, sedangkan bila menggunakan tempat pakan dan minum otomatik kepadatannya mampu mencapai 24 ekor/m2.Walaupun masih menggunakan tempat pakan dan minum manual, tingkat kepadatan (density) populasi Closed House sudah hampir dua kali lipat bila dibandingkan Open House yang hanya 12 ekor/m2. Oleh karena itu, penggunaan lahan Closed House lebih hemat 30% dibanding lahan Open House, dan keunggulan lainnya yaitu Closed House dapat dibuat dua tingkat atau berdempetan.Untuk mencegah terjadinya kelebihan panas (Over Heating) di dalam Closed House Tipe Tunnel, maka perlu memperhatikan standar kebutuhan kipas. Misalkan, Closed House memiliki panjang 52 m, lebar 8 m dan tinggi 2,2 m, kepadatan 12 ekor/m2 dan standar 1 kg bobot badan = 4 CFM. Maka volume udara Closed House = 52 x 8 x 2,2 x 12 x 4 CFM = 43.929,6 CFM. Kipas 36 inch yang dibutuhkan = 43.929,6 : 9.000 (untuk 36 inch) = 4,881 dibulatkan 5 kipas (36 inch).Kebutuhan kipas akan berubah sejalan dengan volume Closed House dan tatalaksana program kipas. Bila Closed House memiliki enam buah kipas berukuran 48 inch berdaya 1-1,5 PK, tatalaksana penggunaan kipas diatur tujuh hari pertama dinyalakan satu kipas saja, hari ke 7-14 kipas kedua dan ketiga mulai dinyalakan, hari ke 15-21 kipas keempat dan kelima dinyalakan dan selanjutnya semua kipas dihidupkan. Keenam kipas itu, tiga buah adalah kipas otomatis dan tiga buah yang lain kipas direct. Kipas otomatis baru diaktifkan ketika suhu dalam kandang naik, sedang kipas direct diprogram selalu menyala. Untuk mengatur semua mekanik dan elektronik disentralisasikan di ‘Control Panel’ yang merupakan “otak” karena mengatur pemrograman aktivitas kipas, colling pad, batas suhu mulai ayam kepanasan dan batas maksimal penyimpangan suhu. Oleh karena itu, supervisi/anak kandang perlu memiliki keterampilan mengoperasilan Control Panel dengan cara Learning by Doing (Belajar sambil bekerja). Personil kandang perlu memiliki disiplin yang tinggi dan mampu menghadapi teknologi tinggi perunggasan, oleh karena recruitmet harus selektif dan ketat dengan training/pelatihan secara berlanjut.Kecepatan aliran udara perlu diukur, di mana makin tinggi kecepatan aliran udara, maka semakin besar efek penurunan suhu yang dirasakan tubuh ayam. Batas maksimal kecepatan angin adalah 2,5 m/detik. Dampak kecepatan angin yang tinggi adalah menerbangkan debu-debu litter (alas kandang) yang memicu gangguan pernafasan karena udara kotor yang berasal dari debu-debu itu.Hal lain yang perlu diperhatikan pada Closed House ialah sebaran ayam (bird migration). Bila ayam merata menempati segala penjuru kandang, berarti bahwa setiap tempat dalam kandang adalah tempat yang nyaman bagi ayam. Selain itu, pada kandang Closed House dibutukan penerangan yang memadai, misalnya kandang Closed House memiliki luas 1.150 m2 (115 x 10 m), maka perlu dipasang lampu pijar lima watt berjarak tiga meter antar lampu. Kesediaan listrik yang baik sangat vital pada Closed House, karena bila aliran listrik mati bisa mengancam kelangsungan hidup ayam yang dipelihara.Sebagai contoh untuk kandang Closed House berkapasitas 43.000 ekor, minimal perlu tersedia listrik 41 KW dengan saluran tiga phase. Untuk mendukung aliran listrik tersebut tetap lancar, harus tersedia cadangan genset berdaya 50 KW. Berarti untuk tiap 10.000 ayam pedaging yang dipelihara dibutuhkan 10.000 watt, yang dibantu genset berdaya 15 KW.Penggunaan Closed House dalam bisnis ayam pedaging memang tampaknya mahal pada awal pembangunan kandang dan pembelian peralatan, tetapi bila telah beroperasi dengan kapasitas populasi yang berpuluh ribu atau berjuta ekor ayam, maka jatuhnya biaya produksi menjadi lebih murah dan kualitas ayam lebih unggul, apalagi bila usaha bersifat terpadu (Integrated Company), di mana bibit, pakan, obat-obatan dan vaksin diproduksi sendiri serta pemotongan dan pemasaran dilakukan sendiri.Selamat menggunakan kandang Closed House untuk bersaing dengan negara tetangga dalam bisnis ayam pedaging !!Oleh : Sjamsirul Alam Praktisi perunggasan alumni Fapet Univ. Padjajaran
Read More18Feb
Ada tiga kunci utama dalam manajemen pemeliharaan agar peternakan broiler dapat berjalan dengan baik. Manajemen tersebut adalah pertama, sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cakap dan terlatih. Kedua, Infrastruktur perkandangan yang mampu mendukung budi daya dan adaptif terhadap lingkungan. Ketiga, manajemen pengelolaan lingkungan seperti cuaca, suhu, dan kelembaban “Peningkatan sumber daya manusia bisa dilakukan dengan berbagai macam seperti technical training, kunjungan ke farm atau bisa juga dengan observasi,” tegasnya ketika mengisi webinar secara virtual via Zoom Meeting dengan tema ‘Digital Tool for Smart Farming, yang diadakan oleh Trouw Nutrition. Untuk infrastruktur kandang menurut Eko, ada peluang mini integrated, dimana ada integrasi dalam skala yang lebih kecil mulai dari breeding farm, pabrik pakan, mini closed house, penyembelihan ayam hingga pada pengolahan daging ayam menjadi berbagai macam produk yang siap di konsumsi. “Salah satu yang kita kembangkan adalah mini closed house, dimana dengan mini closed house ini mempunyai sejumlah keunggulan seperti dapat memanfaatkan lahan yang semakin terbatas, dapat disesuaikan dengan lingkungan di Indonesia seperti suhu dan kelembabannya, biaya pembangunan terjangkau, serta dapat diakses dengan kredit usaha rakyat (KUR),” terangnya. Mesih menurut Eko, mini closed house ini langsung tersambung dengan teknologi digital sehingga bisa meminimalisir error dalam pencatatan parameter pemeliharaan. “Oleh karena itu, kebutuhan akan update teknologi menjadi upaya yang secara konsisten harus dilakukan, agar peternak tidak sekedar bisa bertahan. Namun, terus bisa tumbuh dan berkembang, pembaharuan sistem atau teknologi yang dilakukan sebaiknya sejalan dengan pembaharuan pola pikir dari sumber daya manusia yang ada, serta diperlukan komitmen yang tinggi, kedisiplinan, dan kejujuran dalam menjalankan setiap inovasi yang ada,” pungkasnya
Read More08Feb
Usaha dalam bidang peternakan ayam petelur cenderung tidak tenang, salah satu penyebabnya adalah harga jual telur yang cenderung naik turun, tanpa kepastian. Salah satu jalan agar membuat usaha ini lebih tenang adalah dengan membuat premium egg, dengan membidik modern market sebagai target pasarnya. Seperti yang disampaikan oleh Erlyn Theresa Nugroho, B.A., PgDipM, Chief Operating Officer (COO) Rossa Farm, Blitar dalam webinar secara daring via Zoom Meeting dengan tema ‘Peluang Bisnis Ayam Petelur Omega 3’, Sabtu ( 18/12), yang diadakan oleh Himpunan Minat dan Profesi Gallusca, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana.Menurut Erlyn premium egg merupakan telur yang dihasilkan dari peternakan yang mempunyai jaminan proses produksi mulai dari hulu, sampai hilirnya berjalan dengan baik termasuk penerapan manajemen kandang yang bagus, biosecurity, struktur kandang yang bagus, sudah memiliki NKV (Nomor Kode Veteriner).“Tak kalah pentingnya adalah premium egg mengandung nilai tambah yang ditawarkan. Seperti adanya kandungan omega 3 yang lebih besar dari telur yang lain. Dan ini fakta dari hasil uji laboratorium, bukan hanya gimmick belaka,” tegasnya.Ia menjelaskan ketika premium egg sudah bisa diproduksi, maka aksi selanjutnya adalah invasi ke modern market. Dengan demikian penjualan bisa dilakukan bi to bi ( bisnis to bisnis), sehingga tidak lagi bingung dengan harga yang naik turun.“Kalaupun ada kenaikan, biasanya disebabkan oleh biaya pakan yang naik, maka bisa melakukan negosiasi ulang dengan modern market, untuk menaikkan harga sekitar Rp. 200 – 300,” tegasnya.Ia mengaku, untuk melangkah ke modern market memang tidak mudah dan membutuhkan kekuatan finansial yang kokoh. Sebab, perputaran uang memang cenderung lambat,” Tenggat waktu pembayaran bisa tujuh hari, empat belas hari bahkan ada yang sampai 28 hari,” pungkasnya.
Read More01Dec
Industri perunggasan Indonesia terus berkembang dengan segala tantangan yang ada, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari segi internal manajamen pemeliharaan harus disiapkan secara maksimal. Selain menjaga produksi yang optimal, upaya menjaga kesehatan ayam juga menjadi prioritas. Di sisi eksternal, masyarakat semakin menuntut produk hasil unggas yang aman, sehat, utuh, halal serta dengan cara budi daya ayam yang baik dan memenuhi prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare) menjadi poin yang juga harus diperhatikan. Untuk itu modernisasi budi daya unggas menjadi sebuah gagasan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Hal itu mengemuka dalam acara webinar Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke 8 yang terselenggara atas kerja sama Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI), Indonesia Livestock Alliance (ILA), Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI) dan Majalah Poultry Indonesia melalui aplikasi zoom Dalam paparannya, Prof. Dr. Ir. Suyadi, MS. IPU. ASEAN Eng, selaku Sekretaris Jenderal FPPTPI menyampaikan bahwa semakin berkembangnya sistem informasi dan industri perunggasan, maka kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) semakin berkembang dan bervariasi. Lebih lanjut dirinya menjelaskan permasalahan dan pentingnya kualitas SDM dalam sistem budi daya perunggasan modern. “SDM sangat menentukan keberhasilan dalam budi daya perunggasan, SDM unggul, perunggasan maju, rakyat sejahtera,” ucapnya. Pada kesempatan yang sama, Ramadhana Dwi Putra, Direktur PT Tri Satya Mandiri, Tri Group memaparkan materi terkait “Kiat Modernisasi Perkandangan Unggas untuk Tingkatkan Produktivitas”. Dirinya menyampaikan bahwa beberapa hal yang berkaitan langsung dengan perkandangan adalah bangunan atau konstruksi, sarana dan prasarana, SDM yang mengoperasikan serta lingkungan. “Tuntutan genetik yang dimiliki oleh ayam broiler modern saat ini harus disikapi dengan baik, salah satunya dengan manajemen perkandangan yang tepat,” ujarnya. Senada dengan Ramadhana, Sandi Pranata, pemilik Rajawali Putra Cemerlang Farm menambahkan bahwa modernisasi dalam budi daya broiler sangat lah penting untuk mendapatkan produksi yang optimal. Peternak muda yang mempunyai 3 kandang closed house ini mengaku bahwa dengan penerapan teknologi yang tepat maka dapat menghemat tenaga dan waktu dengan serta tetap mendapatkan hasil yang maksimal. “Teknologi dalam budi daya broiler ini juga harus diimbangi dengan SDM yang terampil, cerdas dan rajin,” pungkasnya. Source : https://www.poultryindonesia.com/potensi-telur-sebagai-pemacu-sistem-imun-di-masa-kenormalan-baru/ Untuk pertanyaan lebih lanjut bisa menghubungi :Instagram : https://www.instagram.com/anselljayaindonesia Facebook : https://www.facebook.com/anselljaya Tiktok : https://www.tiktok.com/@anselljaya?lang=id-IDDan Customer Service PT Ansell Jaya Indonesia.Chanel resmi PT Ansell Jaya Indonesia , Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia alat peternakan ayam dengan teknologi modern.
Read More17Nov
Beberapa bulan yang lalu pemerintah Republik Indonesia telah menerapkan kebijakan new normal atau era kenormalan baru di tengah pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). Penerapan kebijakan new normal atau kenormalan baru ini digagas atas dasar untuk memulihkan ekonomi Indonesia. Pada penerapan kebijakan sebelumnya, yaitu pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penyerapan produksi daging dan telur berkurang akibat industri kreatif kuliner serta horeka yang tutup dan industri pariwisata yang dihentikan untuk sementara waktu.“Secara ilmiah, telur dapat meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga pasien yang menderita COVID-19 disarankan untuk mengonsumsi telur.” Sebagian masyarakat memiliki keresahan akan adanya penularan COVID-19 akibat dari adanya kebijakan kenormalan baru, di mana masyarakat dapat kembali lagi menjalankan aktivitas biasa dengan tetap memenuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan minimal selama 20 detik. Pola hidup yang sehat juga hendaknya diterapkan masyarkat untuk mempertahankan kesehatan tubuh dan menjaga sistem imun, salah satunya dengan mengonsumsi makanan yang berasal dari produk hewani, yaitu telur. Kandungan putih dan kuning telur Secara ilmiah, telur dapat meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga pasien yang menderita COVID-19 disarankan untuk mengonsumsi telur. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh telur utuh di antaranya protein (12%), lipid (1%), dan mineral (1%) (Kovacs-Nolan et al. 2005). Putih dan kuning telur dianggap zat makanan fungsional karena memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba, antioksidan, metal-chelating, antihipertensi, antikanker, dan memiliki aktivitas immunomodulator (Lee dan Pail 2019). Putih telur memiliki kandungan air (88%), protein (11%), karbohidrat, abu, dan sejumlah lipid (1%). Putih telur terdiri dari protein utama dan protein minor. Protein utama diantaranya ovalbumin (54%), ovotransferin (12%), ovomucoid (11%), lisozim (3,5%), dan ovomucin (3,5%), sedangkan protein minor diantaranya avidin (0,05%), sistatin (0,05%), ovomakroglobulin (0,5%), ovoflavoprotein (0,8%), ovoglycoprotein (1,0%), dan ovoinhibitor (1,5%) (Kovacs-Nolan et al. 2005). Kuning telur adalah sistem kompleks yang terdiri dari partikel-partikel yang tersuspensi dalam cairan kuning bernama plasma, yang mengandung protein. Kuning telur mengandung banyak nutrisi penting dan bahan pengawet, karena peranannya sebagai ruang embrionik. Nutrien utama yang dikandung oleh kuning telur di antaranya protein (16%) dan lipid (32%) terutama dalam bentuk lipoprotein. Kuning telur juga mengandung karbohidrat (1%), sebagian besar oligosakarida yang terikat dengan protein dan mineral (1%). Granula atau butiran dalam kuning telur mengandung α- dan β-lipovitelin, lipoprotein densitas tinggi (HDL), fosvitin, dan lipoprotein densitas rendah (LDL) (15%). Kuning telur juga mengandung livetin, yang merupakan protein globular bebas lipid. Salah satu vitelin adalah γ-livetin, yang disebut sebagai imunoglobulin Y (IgY) (Zambrowicz et al. 2014). Source : https://www.poultryindonesia.com/potensi-telur-sebagai-pemacu-sistem-imun-di-masa-kenormalan-baru/ Untuk pertanyaan lebih lanjut bisa menghubungi :Instagram : https://www.instagram.com/anselljayaindonesia Facebook : https://www.facebook.com/anselljaya Tiktok : https://www.tiktok.com/@anselljaya?lang=id-IDDan Customer Service PT Ansell Jaya Indonesia.Chanel resmi PT Ansell Jaya Indonesia , Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia alat peternakan ayam dengan teknologi modern.
Read More03Nov
Sistem Tunnel Ventilation adalah sistem tekanan negatif dengan menggunakan kipas exhaust atau yang menggerakkan angin dari dalam ke luar kandang yang terletak di salah satu ujung kandang. Udara segar masuk di ujung yang satunya dan melewati inlet yang bisa diatur tinggi rendahnya untuk memberikan tekanan yang sesuai dengan kipas yang digunakan. Kandang dengan sistem ini harus cukup kedap udara kecuali untuk desain lubang masuk. Perbedaannya adalah semua udara masuk ke bagian depan kandang dan bergerak keluar melalui kipas angin di sisi yang paling belakang.Untuk menghasilkan sirkulasi udara yang baik menggunakan sistem tunnel, maka ada beberapa komponen krusial yang harus diperhatikan.Beberapa komponen tersebut yaitu kipas angin yang dibutuhkan untuk menggerakkan udara melalui gedung, saluran masuk dan keluar udara, serta satu set kontrol (termostat, sensor dan timer) untuk mengatur pengoperasian kipas angin.Dalam memilih kipas angin untuk sistem ventilasi tertentu, berbagai macam kondisi iklim harus dipertimbangkan serta sistem ventilasi yang akan digunakan. Peralatan yang kokoh dan berkualitas tinggi harus digunakan saat beroperasi dalam kondisi buruk.Secara umum, pilihlah kipas yang berukuran besar daripada yang berukuran terlalu kecil untuk memasok ventilasi yang dibutuhkan. Namun ketika kipas yang digunakan sesuai dengan profil kandang tertentu, maka dapat menghemat biaya. Baik untuk biaya awal maupun operasional dengan menggunakan kipas berukuran benar. Menggunakan motor yang efisien pada kipas dapat mengurangi biaya operasi.Kipas menentukan laju pertukaran udara, tetapi keseragaman distribusi udara terutama bergantung pada lokasi, desain, dan penyesuaian saluran masuk udara. Dalam mengatur inlet sebaiknya disesuaikan hingga mencapai kecepatan angin 3-5 meter per detik. Aturan praktis yang baik untuk mengukur lubang masuk untuk mencapai kisaran kecepatan ini adalah karena kebutuhan ventilasi berubah seiring dengan usia unggas, berat badan dan suhu luar. Kisaran lebar celah inlet yang umum adalah antara 2,5 dan 15,5 cm. Lebar dapat dikontrol secara manual atau dengan kontrol otomatis yang sensitif terhadap tekanan statis. Namun dalam menentukan lebar dari inlet sebaiknya tetap berpatokan pada tingkah laku unggas.Termostat atau (sensor suhu) biasanya dikombinasikan dengan sensor waktu interval atau sensor suhu minimum dan maksimum. Termostat satu tahap biasanya mengontrol satu atau lebih kipas dengan kecepatan tunggal dengan mengaktifkan kipas saat suhu naik dan menghentikannya saat suhu udara turun ke tingkat yang dipilih. Pengatur waktu interval memungkinkan pengoperasian secara fleksibel kapan kipas harus menyala dan mati antara satu kipas dengan yang lainnya. Pengatur tersebut diperlukan karena kipas biasanya tidak dioperasikan terus menerus dalam cuaca dingin.Kebanyakan pengatur waktu beroperasi pada siklus 10 menit untuk memperkirakan pengiriman udara dari kipas yang terus beroperasi. Kipas yang beroperasi secara kontinyu yang menyediakan jumlah udara ventilasi yang tepat tidak akan memberikan kecepatan udara yang dibutuhkan untuk pencampuran yang tepat.Termostat yang saling berhubungan dengan pengatur waktu menggantikan sistem saat diperlukan lebih banyak ventilasi untuk menghilangkan panas berlebih. Relai diperlukan untuk melindungi motor dan termostat ketika sekelompok kipas harus dikontrol secara bersamaan oleh satu termostat atau timer. Sistem Positive PressureSistem tekanan positif menggunakan kipas untuk mendorong (memompa) udara ke dalam gedung dan menciptakan tekanan positif. Perbedaan tekanan menyebabkan udara bergerak, dalam hal ini, keluar melalui kisi-kisi atau saluran keluar lain yang disediakan. Sejumlah sistem tekanan positif digunakan dalam kandang terbuka karena cukup menambahkan kipas di dalam kandang. Cara kerjanya yaitu dengan bantuan kipas untuk mendorong udara ke luar kandang. Sistem ini mendistribusikan panas dan mencampur udara di kandang unggas.Sistem ini sangat mudah diadopsi bagi peternak kandang terbuka dengan populasi yang tidak terlalu banyak. Peternak dengan kandang terbuka dan hanya mengandalkan tirai untuk mengatur udara di dalam kandang. Jika lokasi kandang tersebut berada di tempat yang memiliki karakter suhu yang relatif tinggi dan minim ppergerakan udara, maka menggunaan kipas pendorong dalam kandang sangat bermanfaat untuk mengganti udara yang ada di dalam kandang. Source : https://www.poultryindonesia.com/musim-kemarau-tiba-ayam-modern-butuh-proteksi-terhadap-ancaman-panas/?lang=enUntuk pertanyaan lebih lanjut bisa menghubungi :Instagram : https://www.instagram.com/anselljayaindonesia Facebook : https://www.facebook.com/anselljaya Tiktok : https://www.tiktok.com/@anselljaya?lang=id-IDDan Customer Service PT Ansell Jaya Indonesia.Chanel resmi PT Ansell Jaya Indonesia , Perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia alat peternakan ayam dengan teknologi modern.
Read MoreWE EXIST IN YOUTUBE