Siapa yang tidak kenal dengan flu burung? Wabah penyakit ini pernah mengguncang dunia peternakan. Sejak tahun 2003 hingga 2007, flu burung telah menyebabkan lebih dari 16 juta unggas mati di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dampaknya bukan hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan keresahan di masyarakat karena beberapa varian virusnya dapat menular ke manusia. Hingga kini, ancaman flu burung masih ada. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal penyakit ini lebih dalam dan mengetahui cara mencegahnya.

Apa Itu Flu Burung?

Flu burung atau dalam istilah medis disebut Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari famili Orthomyxoviridae. Virus ini menyebar dengan sangat cepat, terutama di lingkungan peternakan yang padat populasi. Penularannya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, kotoran unggas, air liur, serta peralatan kandang yang telah terpapar virus. Tidak hanya unggas, burung liar juga berpotensi menjadi media pembawa virus ke dalam lingkungan peternakan.

Salah satu hal yang membuat penyakit ini begitu ditakuti adalah tingkat kematiannya yang sangat tinggi. Dalam kasus infeksi berat, flu burung bisa membunuh 90% hingga 100% ayam hanya dalam hitungan hari sejak terinfeksi. Beberapa varian virus bahkan berpotensi zoonosis, yaitu dapat menular ke manusia. Varian H5N1 adalah salah satu varian flu burung yang paling berbahaya karena pernah mencatat angka kematian manusia hingga 50% dari total kasus yang terinfeksi.

Inspeksi Flu Burung & Virus Avian Influenza
Inspeksi Flu Burung & Virus H5N1 (Sumber: Wikipedia)

Gejala Flu Burung pada Ayam

Ayam yang terserang flu burung umumnya menunjukkan gejala yang cukup khas. Nafsu makan ayam akan menurun drastis dan ayam lebih sering berdiam diri di pojok kandang. Bulu ayam akan terlihat kusam dan berdiri, disertai jengger dan pial yang berubah warna menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen. Selain itu, ayam akan mengalami gangguan pernapasan seperti sesak dan mengeluarkan cairan dari hidung dan mata. Dalam beberapa kasus, ayam juga bisa mengalami diare dengan feses berwarna hijau atau putih encer. Kondisi ini tentu membuat ayam semakin lemah dan rentan mati dalam waktu singkat.

Cara Mencegah Flu Burung

Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi flu burung pada ayam. Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi hal utama yang harus dilakukan para peternak. Salah satu upaya pencegahan yang wajib diterapkan adalah memperketat biosecurity. Pastikan area kandang tertutup rapat dan pasang jaring di sekeliling kandang untuk mencegah masuknya burung liar yang bisa membawa virus.

Selain itu, lakukan sterilisasi secara rutin terhadap peralatan kandang dan kendaraan yang keluar masuk area peternakan. Gunakan juga pakaian khusus bagi pekerja yang bertugas di area kandang, dan pastikan mereka mencuci tangan atau mengganti pakaian sebelum dan sesudah berinteraksi dengan ayam.

Langkah penting berikutnya adalah vaksinasi. Vaksinasi rutin terbukti dapat membantu meningkatkan kekebalan ayam terhadap serangan virus flu burung. Salah satu vaksin yang dapat digunakan adalah vaksin Afluvet H9N2. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan pada ayam broiler saat berusia 7-14 hari, dan pada ayam petelur saat berusia 2-4 minggu. Untuk menjaga kekebalan tetap optimal, lakukan booster vaksin saat ayam petelur memasuki usia 12-14 minggu.

Baca Juga: Pentingnya Biosekuriti di Peternakan Ayam

Penanganan Saat Wabah Terjadi

Jika sudah terlanjur terjadi infeksi di peternakan, langkah terbaik adalah segera memisahkan ayam yang menunjukkan gejala sakit dari ayam yang sehat. Isolasi ini bertujuan mencegah penyebaran virus ke ayam lain di dalam kandang. Berikan juga obat simptomatis untuk meredakan gangguan pernapasan. Selain itu, peternak harus segera melapor ke dinas peternakan setempat agar tindakan lebih lanjut dapat dilakukan, seperti pemeriksaan laboratorium dan penanganan biosecurity tambahan. Dalam kasus infeksi berat, terkadang langkah depopulasi atau pemusnahan ayam yang terinfeksi menjadi pilihan terakhir demi mencegah penyebaran lebih luas.

Kesimpulan

Avian Influenza adalah penyakit mematikan yang hingga saat ini masih menjadi ancaman serius bagi peternakan unggas di Indonesia. Penyakit ini menyebar dengan cepat dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Karena belum ada obat yang benar-benar efektif, pencegahan melalui biosecurity ketat dan vaksinasi rutin menjadi langkah terbaik yang dapat dilakukan. Dengan pengelolaan peternakan yang baik dan kesadaran tinggi akan pentingnya pencegahan, peternak dapat meminimalisir resiko wabah flu burung di lingkungan kandang mereka.