Bagaimana bisa ayam betina di kandang tetap bertelur meskipun tidak pernah dibuahi oleh ayam jantan? Ternyata, fenomena ini disebabkan oleh proses alami yang disebut parthenogenesis. Proses ini penting untuk dipahami oleh para peternak, khususnya bagi mereka yang ingin meningkatkan efisiensi produksi telur di peternakannya. Lalu, bagaimana proses parthenogenesis terjadi, dan seperti apa hasil dari proses tersebut? Yuk temukan jawabannya dalam artikel ini!

Apa Itu Parthenogenesis?

Parthenogenesis adalah proses alami dimana ayam betina dapat menghasilkan kuning telur tanpa perlu dibuahi oleh ayam jantan. Meskipun telur tetap diproduksi, telur tersebut tidak akan menetas menjadi anak ayam karena tidak ada proses pembuahan.

Penelitian tentang fenomena parthenogenesis pertama kali dilakukan oleh Olsen dan Marsden pada tahun 1953 di Pusat Penelitian Pertanian, Beltsville, Maryland, Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa sekitar 14% telur infertil kalkun jenis Beltsville Small White (BSW) mampu berkembang secara partenogenetik, yaitu tanpa melalui proses pembuahan. Namun perkembangan ini umumnya tidak sempurna. Sebagian besar embrio yang terbentuk akan mati dalam tiga hari pertama masa inkubasi, dan proses perkembangannya pun menyerupai pola kematian embrio normal.

Proses Parthenogenesis

Proses terbentuknya telur pada ayam betina dimulai dari ovarium, tempat di mana kuning telur (yolk) diproduksi secara alami. Setelah matang, kuning telur ini dilepaskan dan memulai perjalanannya melalui saluran reproduksi yang disebut oviduk. Di sepanjang saluran ini, kuning telur akan melewati beberapa bagian penting, meliputi magnum, isthmus, dan uterus.

Di bagian magnum, protein telur atau putih telur (albumen) mulai terbentuk dan menyelimuti kuning telur. Selanjutnya di bagian isthmus, akan terbentuk membran tipis yang melapisi isi telur. Setelahnya, proses berlanjut ke uterus, dimana cangkang keras terbentuk untuk membungkus seluruh isi telur sebelum akhirnya dikeluarkan.

Apa Hasil dari Parthenogenesis?

Proses ini menghasilkan telur yang tidak akan menetas menjadi anak ayam, sehingga tetap aman untuk dikonsumsi. Meskipun terbentuk tanpa proses pembuahan, telur tersebut tidak berbeda dengan telur konsumsi pada umumnya. Telur yang dihasilkan oleh ayam betina, baik melalui proses normal maupun parthenogenesis, tetap memiliki struktur yang sama, yaitu terdiri dari kuning telur, putih telur, dan dilapisi oleh cangkang. Karena tidak adanya pembuahan, telur ini tidak mengandung embrio yang berkembang, sehingga kualitas dan keamanannya sebagai bahan pangan tetap terjaga. Oleh sebab itu, telur tersebut bisa dimasak dan diolah seperti biasa tanpa khawatir.

Baca Juga: Telur Double Yolk: Dua Kuning dalam Satu Cangkang!

Sumber: Parthenogenesis: Embryonic development in unfertilized eggs may impact normal fertilization and embryonic mortality from The Poultry Site (2007).