Kini bisnis peternakan ayam petelur semakin diminati oleh masyarakat karena keuntungannya yang cukup menjanjikan. Namun sayangnya, masih terdapat hal penting yang tak jarang dilewatkan oleh para peternak pemula, yaitu strain ayam. Padahal, memahami strain ayam adalah salah satu kunci sukses dalam usaha peternakan ayam petelur loh. Yuk kenali apa itu strain ayam!

Apa Itu Strain Ayam?

Secara sederhana, strain ayam dapat diartikan sebagai kelompok atau varietas spesifik dalam jenis ayam yang memiliki karakteristik tertentu. Strain berbeda dengan jenis atau ras ayam, karena strain merupakan hasil pengembangan atau pemuliaan genetik dari ras ayam tertentu. Strain ayam bertujuan untuk menghasilkan karakter khusus sesuai kebutuhan pasar dan lingkungan. Setiap strain memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing, mulai dari tingkat produktivitas telur, efisiensi pakan, hingga ketahanan terhadap penyakit.

Sayangnya, banyak peternak pemula yang hanya mempertimbangkan faktor harga atau ketersediaan ayam di pasaran tanpa memperhatikan strain-nya. Padahal, memilih strain ayam yang tepat sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan dalam jangka panjang.

Pentingnya Strain Ayam

Kebutuhan Manajemen yang Berbeda

Setiap strain memiliki kebutuhan pemeliharaan yang tidak sama. Ada strain yang lebih cocok dipelihara di kandang terbuka, ada pula strain yang lebih optimal dipelihara di kandang tertutup dengan kontrol suhu dan pencahayaan. Beberapa strain tahan terhadap suhu panas, sementara strain yang lain membutuhkan lingkungan yang lebih sejuk. Tanpa memahami karakteristik strain yang dipelihara, produktivitas ayam bisa menurun karena lingkungan yang tidak sesuai. Akibatnya hasil produksi telur tidak maksimal, bahkan bisa merugi.

Mengoptimalkan Biaya Produksi

Strain ayam petelur juga memiliki perbedaan dalam hal efisiensi pakan. Beberapa strain mampu mengonversi pakan menjadi telur lebih baik, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, ada juga strain yang memiliki masa produksi lebih panjang, sehingga peternak tidak perlu terlalu sering melakukan penggantian populasi ayam, yang tentunya memerlukan biaya tambahan.

Memenuhi Permintaan Pasar yang Spesifik

Karakter telur yang dihasilkan oleh setiap strain ayam berbeda-beda. Ada strain yang menghasilkan telur berwarna cokelat tua, ada pula yang memproduksi warna lebih muda. Begitu juga dengan ukurannya, ada strain yang menghasilkan telur berukuran besar, dan pula yang memproduksi telur yang berukuran lebih kecil. Perbedaan ini penting untuk disesuaikan dengan permintaan pasar di wilayah peternakan masing-masing.

Sebagai contoh, di beberapa daerah, konsumen lebih menyukai telur berukuran besar dengan warna cokelat pekat. Sementara di wilayah lain, telur berukuran standar justru lebih diminati. Dengan memahami karakter telur dari setiap strain, peternak bisa menentukan strain yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar dan prospek bisnis di wilayahnya.

Baca Juga: Beternak Ayam Petelur, Peluang Menjanjikan di Tahun 2025

Strain Ayam Petelur Populer di Indonesia

Isa Brown

Isa Brown merupakan salah satu strain ayam petelur paling populer di dunia. Strain ini memiliki ciri khas bulu berwarna cokelat kemerahan yang mudah dikenali. Isa Brown dikenal sangat produktif dalam menghasilkan telur. Selain itu, strain ini juga cukup tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Karena keunggulannya tersebut, Isa Brown banyak dipilih oleh peternak di berbagai negara.

Lohmann Brown

Lohmann Brown merupakan salah satu strain ayam petelur yang banyak dipilih oleh peternak di Indonesia. Strain ini dikenal memiliki tingkat produksi telur yang tinggi. Selain itu, Lohmann Brown termasuk ayam yang efisien dalam pemakaian pakan. Artinya, konsumsi pakannya relatif sedikit namun tetap mampu menghasilkan telur dalam jumlah maksimal. Karena kelebihannya tersebut, strain ini menjadi favorit di berbagai peternakan skala kecil hingga besar.

Hy-Line Brown

Hy-Line Brown merupakan salah satu strain ayam petelur yang dikembangkan dengan fokus utama pada produktivitas. Strain ini mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang tinggi dan konsisten. Telur yang dihasilkan berwarna cokelat dengan ukuran yang seragam. Selain itu, Hy-Line Brown juga dikenal cukup tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Karena hal tersebut, strain ini banyak digunakan oleh peternak di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi Strain Ayam
(a) Isa Brown, (b) Lohmann Brown, (c) Hy-Line Brown (Sumber: Hendrix Genetics)

Kesimpulan

Perlu diketahui, tidak ada strain ayam petelur yang paling unggul secara mutlak. Setiap strain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan. Karena itu, penting bagi peternak untuk memahami karakteristik setiap strain sebelum menentukan pilihan. Sesuaikanlah pilihan strain dengan kondisi kandang, iklim, serta kebutuhan pasar di wilayah peternakan. Dengan pemilihan yang tepat, produktivitas dan efisiensi biaya dapat dimaksimalkan, keberlanjutan bisnis peternakan ayam petelur pun tetap terjaga dalam jangka panjang.