In this economy, banyak orang tergiur dengan harga telur yang sangat terjangkau. Telur pun menjadi pilihan untuk lauk konsumsi karena kandungan gizinya yang tinggi serta harganya yang relatif murah. Namun, belakangan ini masyarakat harus lebih berhati-hati, karena tidak semua telur yang dijual di pasaran aman untuk dikonsumsi. Terdapat jenis telur yang sebenarnya dilarang untuk diperjualbelikan, namun masih beredar di pasaran dengan harga murah, yaitu telur infertil.
Apa Itu Telur Infertil?
Awalnya, telur ini dihasilkan dari ayam betina yang dikawinkan dengan ayam jantan untuk ditetaskan menjadi anak ayam. Namun, tidak semua telur berhasil dibuahi oleh ayam betina. Telur-telur yang gagal dibuahi inilah yang kemudian disebut telur infertil. Karena tidak bisa ditetaskan, telur ini dipisahkan dan dianggap sebagai produk buangan. Sayangnya, kondisi ini justru dimanfaatkan oleh sebagian oknum nakal. Mereka menjual telur ini dengan harga murah ke pasaran. Padahal, tindakan ini jelas melanggar aturan hukum.
Larangan Peredaran Telur Berbahaya
Larangan peredaran telur ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Pada Bab III tentang Peredaran, Pasal 13 ayat 4, disebutkan bahwa “Pelaku Usaha Integrasi, Pembibit GPS, Pembibit PS, Pelaku Usaha Mandiri, maupun Koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan telur infertil sebagai telur konsumsi.”
Larangan tersebut diberlakukan karena peredaran telur ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat, mengingat kandungan gizinya tidak sama dengan telur konsumsi normal dan berpotensi berbahaya.
Bahaya Telur Infertil
Telur infertil hanya mampu bertahan sekitar 7 hari sebelum membusuk, berbeda dengan telur konsumsi yang dapat bertahan hingga 30 hari pada suhu ruangan. Karena daya tahannya rendah, telur tak layak konsumsi ini lebih cepat rusak, apalagi jika penyimpanannya tidak tepat.
Selain itu, telur infertil sangat rentan terkontaminasi bakteri berbahaya, salah satunya Salmonella. Bakteri ini dapat menyerang sistem pencernaan manusia dan menimbulkan gejala keracunan makanan seperti diare, mual, muntah, hingga demam tinggi. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi Salmonella bahkan bisa membahayakan jiwa, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah.
Ciri-ciri Telur Infertil
- Dari segi tampilan luar
Telur infertil biasanya memiliki warna cangkang putih kecokelatan atau krem dengan bobot yang lebih ringan dibandingkan telur konsumsi yang umumnya berbobot 50–60 gram. Selain itu, warna cangkangnya juga tidak merata, berbeda dengan telur konsumsi yang cenderung berwarna cokelat rata. - Dari bagian dalam telur
Saat diteropong dengan cahaya, pada telur infertil akan tampak bagian gelap yang tidak tembus cahaya karena adanya embrio. Sebaliknya, telur konsumsi terlihat lebih bersih dan seluruh bagiannya dapat ditembus cahaya. - Isi dalam telur
Saat dipecahkan, kuning telur infertil umumnya terlihat memiliki titik putih atau bercak darah sebagai tanda adanya embrio. Sementara itu, kuning telur konsumsi normal berwarna kuning merata tanpa bercak.

Kesimpulan
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat. Namun saat membelinya, jangan mudah tergiur harga yang terlalu murah, karena bisa jadi itu adalah telur infertil yang tak layak dikonsumsi. Penjualannya pun dilarang pemerintah karena beresiko membahayakan kesehatan. Sebagai konsumen cerdas, mari lebih teliti sebelum membeli. Perhatikan warna, bobot, dan ciri fisik telur. Jika menemukan telur dengan harga yang tidak wajar atau tampilan yang mencurigakan, sebaiknya dihindari. Ingat, kesehatan jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar harga murah. Dengan waspada dan lebih selektif, kita tidak hanya melindungi keluarga dari risiko penyakit akibat telur tak layak konsumsi, tetapi juga turut mencegah praktik curang yang merugikan masyarakat.
Baca Juga: Telur Double Yolk: Dua Kuning dalam Satu Cangkang!