Sebelum membangun peternakan ayam, peternak wajib untuk memahami berbagai aspek dasar yang menunjang keberhasilan usaha. Salah satunya adalah standar keamanan peternakan yang meliputi sistem pencegahan penyakit, atau yang dikenal dengan istilah biosecurity.
Nah, salah satu bagian penting dari sistem ini adalah pembagian zona. Apa itu zona biosecurity dan bagaimana cara menerapkannya dengan tepat? Lalu, apa saja dampaknya jika tidak diterapkan? Yuk cari tahu lebih dalam pada artikel ini!
Pengertian Biosecurity
Biosecurity dalam dunia peternakan merupakan upaya untuk mencegah masuknya kuman penyakit ke dalam area peternakan, sehingga ayam tetap sehat dan mampu menghasilkan produk yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Tanpa biosecurity, virus dan bakteri akan mudah menyebar dan menular, baik ke ayam maupun ke manusia. Salah satu penerapan biosecurity yang sederhana namun efektif adalah pembagian area peternakan ke dalam tiga zona, yaitu zona merah, zona kuning, dan zona hijau.
Zona Merah
Zona merah atau yang disebut juga zona kotor, merupakan area paling luar dari peternakan yang menjadi batas awal masuknya kendaraan serta aktivitas non-ternak. Di zona ini, setiap orang yang masuk akan disemprot disinfektan sebagai langkah awal pencegahan masuknya kuman penyakit. Area ini biasanya mencakup fasilitas seperti mess pegawai, kantor, dan jalur akses menuju tempat bedah bangkai. Karena menjadi titik pertama yang bersentuhan dengan lingkungan luar, zona merah memiliki risiko kontaminasi paling tinggi.
Zona Kuning
Zona kuning atau yang dikenal sebagai zona transisi, merupakan area peralihan dari zona kotor (zona merah) menuju zona steril (zona hijau). Karena menjadi area peralihan, penerapan biosecurity di zona ini lebih ketat dibandingkan zona merah. Setiap orang yang hendak masuk harus melalui proses sterilisasi, seperti mandi dan berganti pakaian khusus. Di zona ini biasanya terdapat gudang pakan, gudang peralatan, dan fasilitas mandi. Tujuan dari zona kuning adalah untuk meminimalkan kemungkinan kuman penyakit terbawa masuk ke area inti peternakan.
Zona Hijau
Zona hijau atau zona steril adalah area paling bersih dan sensitif dalam peternakan karena menjadi tempat utama kegiatan produksi. Sebelum memasuki zona ini, setiap orang harus disemprot disinfektan lagi di pintu masuk. Di dalam zona hijau terdapat kandang ayam dan kandang karantina yang menjadi pusat operasional dan kesehatan ternak. Oleh karena itu, hanya orang-orang tertentu yang telah melewati prosedur ketat yang boleh masuk ke zona hijau, agar kesehatan ayam tetap terjaga dan hasil produksi tetap aman dan berkualitas.

Dampak Tidak Menerapkan Biosecurity
Tidak menerapkan biosecurity di peternakan dapat menimbulkan berbagai dampak serius, baik dari segi kesehatan ternak maupun kerugian ekonomi. Berikut beberapa dampak utamanya:
- Penyebaran Penyakit
Tanpa penerapan biosecurity, kuman, virus, atau bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam area peternakan. Hal ini berisiko menimbulkan wabah penyakit seperti flu burung, Newcastle Disease (ND), atau Chronic Respiratory Disease (CRD) yang dapat menyebar dengan cepat antar ayam dan mengancam kesehatan seluruh populasi ternak. - Kematian Massal Ternak
Penyakit ternak yang tidak terdeteksi sejak awal dapat menyebar dengan sangat cepat dari satu ayam ke ayam lainnya, terutama dalam sistem kandang tertutup (closed house) dengan populasi tinggi. Tanpa tindakan cepat, infeksi dapat menyerang seluruh populasi dalam waktu singkat dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. - Kerugian Ekonomi
Jika tidak menerapkan biosecurity, ayam menjadi lebih rentan terhadap wabah penyakit. Jika wabah sudah terjadi, peternak harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan, vaksinasi, dan berbagai tindakan pencegahan lanjutan. Kondisi ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, bahkan mengancam kelangsungan usaha peternakan. - Penurunan Kualitas dan Keamanan Produk
Jika biosecurity tidak diterapkan, ayam menjadi lebih rentan mengalami sakit atau stres. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme, sehingga produksi telur menurun dan kualitas cangkangnya menjadi tipis. Selain itu, daging ayam yang terinfeksi penyakit biasanya berwarna pucat, berair, dan tidak layak untuk dikonsumsi. - Gagal Panen dan Pembatasan Distribusi
Jika terjadi wabah penyakit akibat kelalaian dalam menerapkan biosecurity, pemerintah dapat menetapkan status karantina pada peternakan yang terdampak untuk mencegah penyebaran lebih luas. Dalam masa karantina, semua aktivitas distribusi seperti penjualan ayam, telur, maupun pakan akan dibatasi atau bahkan dihentikan. Akibatnya, peternak tidak bisa menjual hasil ternaknya dan usaha pun terancam berhenti sementara.
Kesimpulan
Penerapan biosecurity sangat penting dalam membangun dan mengelola peternakan ayam. Dalam sistem biosecurity, area peternakan dibagi menjadi tiga zona, meliputi zona merah (zona kotor), zona kuning (zona transisi), dan zona hijau (zona aman). Tanpa biosecurity, resiko penyebaran penyakit menjadi sangat tinggi, sehingga bisa menyebabkan kematian ayam secara massal, kerugian besar bagi peternak, penurunan kualitas produk, hingga pelarangan distribusi hasil panen. Oleh karena itu, biosecurity bukan sekadar pilihan, tetapi merupakan langkah wajib untuk menjaga kesehatan ayam dan keberlangsungan usaha peternakan secara keseluruhan.
Baca Juga: Kenali NKV, Kunci Legalitas & Mutu Hasil Peternakan