Pernah merasa suhu di kandang sudah sesuai, tapi ayam tetap terlihat kedinginan? Bisa jadi penyebabnya bukan pada suhunya, melainkan karena adanya wind chill effect, yaitu kondisi dimana suhu terasa lebih dingin akibat adanya hembusan angin. Yuk kenali wind chill effect lebih jauh!
Apa Itu Wind Chill Effect?
Wind chill effect adalah kondisi di mana hembusan angin yang terlalu kencang membuat suhu terasa lebih dingin daripada suhu aktual yang tercatat oleh termometer. Di dalam kandang ayam, terutama kandang tertutup (closed house) yang menggunakan kipas dan cooling pad sebagai sistem ventilasinya, aliran udara yang dihasilkan perlu diatur dengan baik agar tidak menimbulkan wind chill effect. Jika tidak, maka ayam akan merasa lebih dingin dari seharusnya, meskipun suhu kandang terlihat normal.
Pentingnya Wind Chill Effect
Ayam adalah hewan ternak yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan, terutama ayam ras modern yang dipelihara dalam sistem intensif. Salah satu resiko tersembunyi yang sering tidak disadari oleh peternak adalah wind chill effect. Meskipun suhu dalam kandang sudah sesuai dengan standar, ayam tetap bisa mengalami stres dingin jika aliran udara mengenai tubuh mereka secara langsung dan terus-menerus.
Gejala dan Dampak Wind Chill Effect
Ayam yang mengalami wind chill effect umumnya menunjukkan gejala, seperti menggigil, berkumpul atau bergerombol, serta menjadi tidak aktif. Kondisi ini terjadi karena ayam merasa lebih dingin dari suhu sebenarnya akibat tiupan angin yang terlalu kencang.
Dampak wind chill effect cukup serius bagi kesehatan dan produktivitas ayam. Nafsu makan ayam akan menurun karena ayam merasa tidak nyaman dan cenderung malas bergerak. Selain itu, sistem kekebalan tubuh mereka juga dapat melemah, sehingga lebih rentan terserang penyakit. Pertumbuhan dan performa produksi pun ikut terganggu, terutama pada ayam broiler yang sangat bergantung pada suhu lingkungan yang stabil.
Dalam kondisi yang lebih ekstrem, wind chill effect dapat menyebabkan ayam bergerombol secara berlebihan untuk mencari kehangatan. Akibatnya, ayam-ayam tersebut bisa saling menindih satu sama lain. Situasi ini tidak hanya menimbulkan stres, tetapi juga berisiko menyebabkan kematian, terutama jika ada ayam yang terinjak-injak di bagian bawah tumpukan.
Baca Juga: Sering Disepelekan, Ini Pentingnya Istirahat Kandang
Cara Mengantisipasi Wind Chill Effect
1. Periksa Kecepatan Angin di Area Kandang
Fokuskan pengukuran pada ketinggian tempat ayam berada, terutama di dekat lantai. Meskipun suhu terlihat ideal di layar monitor, kecepatan angin yang terlalu tinggi di dekat tubuh ayam bisa menimbulkan efek dingin berlebih. Kecepatan angin harus disesuaikan dengan usia ayam, dimana semakin muda usianya, maka ayam akan semakin sensitif terhadap tiupan angin.
2. Gunakan Alat Ukur Kecepatan Angin
Gunakan alat pengukur kecepatan angin (anemometer) secara berkala untuk memantau kecepatan aliran udara di beberapa titik dalam kandang. Dengan data yang akurat, peternak bisa lebih mudah mengatur pengoperasian kipas dan jalur ventilasi agar sesuai kebutuhan.
3. Atur Sistem Ventilasi dengan Proporsional
Pastikan kipas tidak menyala terlalu kencang agar tidak menghasilkan tiupan angin yang terlalu kuat. Atur kecepatan dan arah angin dengan pas, terutama saat masa brooding atau ketika ayam masih kecil. Hindari angin yang langsung mengenai tubuh ayam karena bisa membuat mereka kedinginan dan stres.
Kesimpulan
Wind chill effect adalah faktor penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen kandang ayam, terutama pada sistem closed house. Meskipun suhu kandang terlihat ideal, tiupan angin yang terlalu kencang dapat membuat ayam merasa lebih dingin. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari penurunan nafsu makan, melemahnya sistem kekebalan tubuh, gangguan pertumbuhan, hingga stres dan kematian akibat penindihan saat ayam bergerombol mencari kehangatan.
Untuk mencegah dampak buruk ini, peternak perlu memantau dan mengatur kecepatan serta arah aliran udara dalam kandang secara tepat. Penggunaan alat pengukur kecepatan angin (anemometer), penyesuaian ventilasi, serta perlindungan khusus bagi ayam muda selama masa brooding. Dengan pengelolaan yang tepat, kenyamanan dan produktivitas ayam dapat tetap terjaga secara optimal.