Kematian mendadak pada ayam sering menjadi kekhawatiran utama bagi para peternak, khususnya mereka yang mengelola peternakan berskala besar. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kerugian finansial, tetapi juga dapat mengancam keberlanjutan usaha jika tidak ada tindak lanjut. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Fowl Cholera, atau yang lebih dikenal sebagai kolera ayam. Penyakit ini memiliki angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, berkisar antara 30–50%. Jika tanpa pencegahan atau pengobatan yang tepat, Fowl Cholera dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.
Penyebab Fowl Cholera
Fowl Cholera, juga disebut avian pasteurellosis atau avian hemorrhagic septicemia, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Bakteri ini menyerang sistem pencernaan pada ayam. Bakteri ini dapat bertahan selama beberapa bulan dalam tanah atau bahan organik yang membusuk. Namun, P. multocida cukup sensitif terhadap berbagai desinfektan, paparan sinar matahari langsung, dan suhu tinggi.
Gejala Fowl Cholera
Gejala klinis yang muncul pada ayam yang terinfeksi Fowl Cholera dapat bervariasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Pada kasus perakut, ayam sering kali mati mendadak dalam jumlah besar tanpa menunjukkan gejala klinis sebelumnya.
Sementara itu, pada infeksi akut, ayam dapat menunjukkan gejala beberapa jam sebelum mati, seperti kebiruan (sianosis) pada jengger, pial, atau bagian tubuh yang tidak tertutup bulu. Selain itu, diare yang awalnya berupa feses encer keputihan dapat berubah menjadi kehijauan dan berlendir.
Pada kondisi kronis, gejala yang dapat terlihat meliputi gangguan pernapasan, seperti suara ngorok basah dan kesulitan bernapas akibat adanya lendir di saluran pernapasan. Ayam juga dapat mengalami bersin, leleran mukus dari mulut, depresi, bulu kusam dan berdiri, serta peningkatan frekuensi pernapasan.
Faktor Penularan
Penyebaran Fowl Cholera dapat terjadi melalui berbagai faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penularan langsung terjadi ketika ayam yang sehat melakukan kontak dengan ayam yang sakit, baik melalui rute inhalasi, peroral, maupun melalui luka pada kulit. Sementara itu, penularan tidak langsung dapat terjadi melalui peralatan peternakan, air, lingkungan, atau kendaraan yang telah terkontaminasi bakteri.
Selain itu, beberapa hewan seperti unggas liar, tikus, serta hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat berperan sebagai vektor pembawa bakteri Pasteurella multocida, yang kemudian menyebarkan penyakit ke ayam yang rentan. Faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus Fowl Cholera, terutama pergantian cuaca, fluktuasi suhu, serta tingkat kelembaban yang tinggi, yang dapat memicu perkembangan dan penyebaran bakteri di lingkungan peternakan.
Lalu, apakah manusia dapat tertular penyakit Fowl Cholera?
Seperti halnya pada ternak, manusia juga berisiko tertular jika terjadi kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi. Penyakit kolera yang menular pada manusia dapat menimbulkan dampak serupa dengan gejala yang dialami oleh hewan, terutama dengan menyerang sistem pencernaan. Jika seseorang melakukan kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi, risiko penularan pun semakin tinggi.
Baca Juga: Waspada Necrotic Enteritis pada Ayam Broiler
Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan dan penanganan Fowl Cholera melibatkan kombinasi tindakan sanitasi, manajemen peternakan, serta pengobatan.
- Pengobatan:
- Pemberian antibiotik sesuai rekomendasi dokter hewan dapat membantu mengatasi infeksi pada ayam.
- Tambahkan vitamin sebagai terapi suportif.
- Lakukan seleksi dan culling pada ayam yang parah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Pencegahan:
- Bersihkan dan desinfeksi kandang serta peralatan secara rutin.
- Pisahkan kandang berdasarkan jenis unggas yang dipelihara. Hindari memelihara unggas jenis berbeda dalam satu area.
- Kendalikan vektor pembawa penyakit, seperti tikus dan lalat.
- Hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres pada ayam, seperti kepadatan kandang atau perubahan suhu mendadak.
- Lakukan vaksinasi sebagai perlindungan terhadap Fowl Cholera.
Sedangkan, jika manusia telah melakukan kontak secara langsung dengan ayam yang terkena kolera, segera bersihkan diri dan pergi ke dokter apabila merasakan gejala yang semakin parah. Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko Fowl Cholera pada ayam dapat berkurang, sehingga kesehatan ternak dan kelangsungan usaha peternakan tetap terjaga.