Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa harga daging dan telur ayam cenderung melonjak menjelang bulan Ramadhan? Fenomena ini seringkali membuat banyak orang bertanya-tanya dan merasa khawatir tentang kenaikan harga bahan pokok yang cukup signifikan. Namun, sebelum kita menjelajahi lebih dalam tentang alasan di balik harga daging dan telur ayam naik menjelang bulan ramadhan, alangkah baiknya mengetahui apa saja yang melatarbelakanginya.

Situasi pasar saat harga ayam naik menjelang ramadhan
Situasi di pasar tradisional saat jual beli daging ayam

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci dalam agama Islam di mana umat Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Tradisi ini tidak hanya melibatkan aspek spiritual, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Salah satu dampaknya adalah lonjakan permintaan akan bahan makanan tertentu, termasuk daging dan telur ayam.

Dilansir dari Okezone.com, jelang bulan puasa Ramadhan pertanggal 6 Maret 2024, harga ayam potong di Yogyakarta mengalami kenaikan signifikan yang sebelumnya Rp.32.000 sekarang menjadi Rp.39.000. Hal yang sama juga terjadi di daerah Banten, dikutip dari situs Detik Finance dimana harga ayam potong mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dari yang sebelumnya di harga Rp.27.000, sekarang sudah mencapai Rp.40.000.

Ternyata, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada kenaikan harga daging ayam saat Ramadhan nih sobat Ansell. Berikut merupakan beberapa faktor yang berhasil Ansell rangkum, diantaranya :

1. Peningkatan Permintaan

Bulan Ramadhan identik dengan berbagai tradisi kuliner, seperti hidangan berbuka puasa dan sahur yang banyak menggunakan daging dan telur ayam. Permintaan yang tinggi ini seringkali melebihi pasokan yang tersedia, yang menyebabkan penjual menaikkan harga untuk mencerminkan ketersediaan yang rendah.

2. Panic Buying

Menjelang Ramadhan, tak jarang masyarakat panik dan melakukan pembelian dalam jumlah besar (panic buying) untuk mengantisipasi kenaikan harga. Hal ini semakin memperparah situasi dan mendorong harga daging dan telur ayam naik lebih tinggi.

3. Biaya Produksi yang Meningkat

Harga pakan ternak, seperti jagung dan kedelai, juga sering mengalami kenaikan menjelang Ramadhan. Hal ini menyebabkan peternak harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar, sehingga harga daging ayam pun naik.

4. Distribusi yang Terhambat

Dengan meningkatnya permintaan, tekanan pada rantai pasokan menjadi lebih besar. Ditambah lagi pada saat Ramadhan, mobilitas masyarakat biasanya meningkat. Hal ini bisa menyebabkan keterlambatan dalam distribusi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ketersediaan di pasar dan mendorong harga naik.

Baca juga : Kenapa Bobot Ayam Turun Saat Pengiriman?

5. Faktor Musim

Di beberapa daerah, musim panen ayam biasanya tidak bertepatan dengan bulan Ramadhan. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan pasokan daging ayam di pasaran dan berakibat pada kenaikan harga.

6. Produsen dan pengecer menaikkan harga secara sengaja

Apakah kamu mengira jika ini juga bisa jadi salahsatu faktornya? Meskipun poin ini merupakan hal yang kontroversial memang, tapi tak jarang mereka memanfaatkan kenaikan permintaan untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Meskipun hal ini tidak selalu terjadi secara langsung, namun praktik peningkatan harga ini menjadi hal yang umum terjadi di banyak tempat.

 

Nah itulah sobat Ansell, beberapa faktor yang bisa menyebabkan kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan. Meskipun fenomena ini dapat menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, namun pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga dapat membantu kita menghadapi situasi ini dengan lebih bijak. Bagaimana menurut kalian?