PT ANSELL JAYA INDONESIA

ARTIKEL TERBARU

Yuk tambah wawasan kamu seputar dunia peternakan khususnya ayam dengan membaca artikel Ansell Jaya Indonesia, bersama kami jadikan peternakan Indonesia lebih baik dan lebih cerdas!

Informasi

PEMANFAATAN BSF SEBAGAI ALTERNATIF PENGOMPOSAN

Pengelolaan sampah di daerah perkotaan merupakan salah satu hal yang paling mendesak dan merupakan permasalahan lingkungan yang serius,tantangan yang semakin berat ini akan terus meningkat karena adanya trend urbanisasi yang terjadi dan tumbuh dengan cepat di populasi masyarakat perkotaan.Daur ulang sampah organik ( biowaste ) masih terbatas, khususnya di daerah berpendapatan rendah dan menengah,padahal jenis sampa tersebut mejadi contributor terbesar dari sampah perkotaanyang dihasilkan.BSF atau kepanjangan dari Black soldier fly dengan nama ilmiahnya Hermetia illucens termasuk ordo diptera , family stratiomydae, jenis serangga inii dapat ditemukan diseluruh duni yang wilayahnnya beriklim tropis dan subtropis yang tentunya banyak ditemukan di tempat-tempat yang terdapat sampah organik.  serangga ini memanfaatkan limbah tersebut sebagai sumber makanannya. Kemampuan serangga ini dalam memakan sampah organik karena dalam ususnya terdapat bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase yang berperan dalam hidrolisis selulosa pemanfaatan sampah organik ini secara tidak langsung membantu mengurangi sampah tersebut sehingga berperan dalam penanganan limbah organicPemeberian makan berupa sampah pada ke larva bertujuan untuk menghentikan penyebaran bakteri yang menyebabkan penyakit, seperti salmonella spp, hal ini berarti bahwa resiko penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dengan hewan, dan antara hewan dengan manusia dapat berkurang katika menggunakan teknologi ini di peternakan atau ketika mnegolah sampah yang berasal dari hewan pada umum nya.BSF telah menjadi perhatian pada dekade terakhir ini,penggunaan larva dari serangga ini sebagai pengolah sampah ini merupakan suatu kesempatan yang sangat menjanjikan ,karena  BSF yang dipanen tersebut dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan hewan sehingga dapat menjadi pakan alternativ pengganti pakan konvensional. Perusahaan perusahaan besar dan beberapa pengusaha kecil telah menginvestasikan dana untuk mengembangkan teknologi ini. Mereka juga tertarik dengan keuntungan yang didapatkan mengingat bahwa teknologi ini dapat diaplikasikan dengan menggunakan fasilitas terjangkau dengan biaya rendahsiklus hidup BSF secara total hanya sekitar 45 hari, mulai dari telur sampai ke lalat dewasa. Seekor lalat betina biasanya menghasilkan 400-800 butir telur. Sedangkan untuk mendapatkan 1 gram telur, membutuhkan setidaknya 14-30 BSF. Untuk 1 gram telur, akan mampu menghasilkan 3-4 kg maggot atau larva. Fase paling lama adalah larva, sekitar 18 hari. “Pada fase inilah, larva mengurai bahan-bahan organik,” BSF dalam sistem kompos biasanya mengurangi volume kompos sekitar 50%. Diperlukan sebanyak 10.000 larva (sekitar 1 kg) larva BSF dalam waktu 24 jam mampu mengurai sampah organik sebanyak 1 Kg.Beberapa manfaat dari BSF/Lalat Tentara Hitam antara lain sebagai berikut :Sebagai pengurai sampah dari bahan organik (pengomposan) Sebagai pakan hewan/ternak Sumber kitin Sumber penghasilan tambahanserangga dewasa BSF dapat hidup mandiri dan tidak membutuhkan makanan ataupun perlakuan pemeliharaan khusus. Lalat dewasa ataupun larva tidak menggigit, tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia, dan bukan merupakan faktor patogen.Kelebihan lain dari pengomposan menggunakan lalat BSF adalah kemampuan larva dalam mengurangi kadar air bahan, permasalahan aerasi dan drainase, tingginya kandungan nitrogen bahan yang biasa dijumpai dalam pengomposan limbah organik segar kaya air dan nitrogen. Hadirnya larva BSF akan menyebabkan kondisi ideal pengomposan berjalan dengan baik, minim bau, dan Teknologi Pengomposan Limbah Organik  Menggunakan Black Soldier Fly kompos yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas.

Read More
Informasi

BIOGAS ENERGI PENYELAMAT DIMASA DEPAN

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi tanpa oksigen (anaerob). Bahan baku untuk produksi biogas terdiri dari kotoran sapi, kotoran unggas, kotoran babi, kotoran ayam, kotoran yang masih mengandung rumput, dan algae. Energi biogas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Bahkan dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian.Teknologi biogas telah digunakan di banyak negara,  diantaranya :  Cina sejak tahun 1975 mengembangkan teknologi biogas melalui program "biogas for every household". Hingga pada tahun 1992 tercatat 5 juta rumah tangga di Cina menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian. Bahkan India pun telah mengembangkan teknologi biogas sejak tahun 1981 melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional dan di tahun 1999 tercatat 3 juta rumah tangga menggunakan biogas. Adapun reaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian.Sementara itu,  Indonesia memulai pengenalan teknologi biogas di era tahun 70'an akan tetapi proyek ini kehilangan cerita hingga kembali muncul kembali di tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Akan tetapi, tetap saja penggunaan biogas belum cukup berkembang luas hal itu dikarenakan harga BBM yang  masih relatif murahnya, sementara teknologi biogas yang diperkenalkan di era ini memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.Saat ini potensi pengembangan biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.Untuk itu Kementerian Pertanian telah menghasilkan inovasi teknologi berupa mesin instalasi biogas untuk skala rumah tangga. Seperti yang tercatat dalam buku 400 Teknologi Inovatif Badan Litbang Pertanian, instalasi biogas ini memiliki bagian yang mudah dirakit, telah dilengkapi dengan alat pengukur gas (manometer) dan kompor gas LPG yang sudah dimodifikasi. Keunggulan mesin temuan peneliti BPTP Jateng ini adalah mesin instalasi biogas sudah dirakit sedemikian rupa (inlet-digester-outlet) sehingga siap pakai dan dapat dipindahkan. Untik itu teknologi ini sangat bermanfaat bagi keluarga (terutama keluarga peternak ruminansia) dalam pemenuhan energi secara mandiri. Sumber : Yujaya, Eka. 2017. “Energi Masa Depan Terbaharukan Biogas”, http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=884&Itemid=59, diakses pada 15 Juni 2021 pukul 11.47.

Read More
Informasi

MENGENAL KOHSHIN DRYER

Dryer KS-HS SeriesPengering KS-S/KS-H mengeringkan bahan baku secara efisien dengan memanfaatkan panas matahari. Merupakan mesin yang cocok untuk mengeringkan atau menyelesaikan pengeringan bahan baku setelah proses pengomposan .Mesin ini tidak hanya mampu mengeringkan kotoran tetapi juga biji-bijian, sayuran atau bahkan biji kopi. Karena KN Komposter (KN Komposter) dan Pengering KS-S/KS-H memiliki jenis rel yang sama maka dimungkinkan untuk menggabungkan 2 mesin tersebut menjadi satu dan menggunakannya untuk menyelesaikan pengeringan produk akhir yang keluar dari Komposter KN dengan cara transfer produk langsung ke Pengering KS-S/KS-H.Dryer / Semi-Composter : KSN SeriesPengering KSN mengolah bahan baku melalui pengeringan matahari dan pengomposan parsial dengan memanfaatkan panas matahari dan pengadukan yang sering untuk mengeringkan kotoran secara efisien.Selain itu, Pisau Kapak digunakan agar bahan baku dapat ditumpuk hingga 300mm sehingga mesin ini dapat digunakan sebagai Semi Komposter. Bahan seperti bulu burung dapat terurai dan produk akhir dihasilkan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan mesin pengering konvensional.All-In All Out MethodeProses ini diambil dengan mengisi seluruh lubang sekaligus dan membiarkan mesin berjalan bolak-balik. setelah beberapa hari semua produk olahan  akan dikeluarkan setelah proses / pengeringan selesai. durasi pemrosesan bervariasi tergantung pada kondisi cuaca dan musim.

Read More
Informasi

MENGENAL KOMPOS BESERTA SIFAT DAN KARAKTERISTIKNYA

Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman.Sisa tanaman, hewan, atau kotoran hewan, juga sisa jutaan makhluk kecil yang berupa bakteri jamur, ganggang, hewan satu sel, maupun banyak sel merupakan sumber bahan organik yang sangat potensial bagi tanah, karena perannya yang sangat penting terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, namun bila sisa hasil tanaman tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti mengakibatkan rendahnya keberhasilan pertumbuhan benih karena imobilisasi hara, allelopati, atau sebagai tempat berkembangbiaknya patogen tanaman. Bahan-bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan lembap, seperti halnya daun- daun menjadi lapuk bila jatuh ke tanah dan menyatu dengan tanah. Selama proses perubahan dan peruraian bahan organik, unsur hara akan bebas menjadi bentuk yang larut dan dapat diserap tanaman. Sebelum mengalami proses perubahan, sisa hewan dan tumbuhan ini tidak berguna bagi tanaman, karena unsur hara masih dalam bentuk terikat yang tidak dapat diserap oleh tanaman.Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami, rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk karena adanya kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik.Sifat dan karakterisasi komposPenggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian. Karakteristik umum dimiliki kompos antara lain: (1) mengandung unsur hara dalam jenisdan jumlah bervariasi tergantung bahan asal; (2) menyediakan unsur hara secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas; dan (3)  mempunyai fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Berikut ini diuraikan fungsi kompos dalam memperbaiki kualitas kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah.Sifat fisika tanahKompos memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi gembur sehingga mempermudah pengolahan tanah. Tanah berpasir menjadi lebih kompak dan tanah lempung menjadi lebih gembur. Penyebab kompak dan gemburnya tanah ini adalah senyawa-senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh mikroorganisme pengurai serta miselium atau hifa yang berfungsi sebagai perekat partikel tanah. Dengan struktur tanah yang baik ini berarti difusi O2 atau aerasi akan lebih banyak sehingga proses fisiologis di akar akan lancar. Perbaikan agregat tanah menjadi lebih remah akan mempermudah penyerapan air ke dalam tanah sehingga proses erosi dapat dicegah. Kadar bahan organik yang tinggi di dalam tanah memberikan warna tanah yang lebih gelap (warna humus coklat kehitaman), sehingga penyerapan energi sinar matahari lebih banyak dan fluktuasi suhu di dalam tanah dapat dihindarkan. Institut Pertanian Bogor (IPB) melaporkan bahwa takaran kompos sebanyak 5 t ha-1 meningkatkan kandungan air tanah pada tanah-tanah yang subur (CPIS, 1991).Sifat kimia tanahKompos merupakan sumber hara makro dan mikromineral secara lengkap meskipun dalam jumlah yang relatif kecil (N, P, K, Ca, Mg, Zn, Cu, B, Zn, Mo, dan Si). Dalam jangka panjang, pemberian kompos dapat memperbaiki pH dan meningkatkan hasil tanaman pertanian pada tanah- tanah masam. Pada tanah-tanah yang kandungan P-tersedia rendah,  bentuk fosfat organik mempunyai peranan penting dalam penyediaan hara tanaman karena hampir sebagian besar P yang diperlukan tanaman terdapat pada senyawa P-organik. Sebagian besar P-organik dalam organ tanaman terdapat sebagai fitin, fosfolipid, dan asam nukleat. Kedua yang terakhir hanya terdapat sedikit dalam bahan organik tanah karena senyawa tersebut mudah digunakan oleh jasad renik tanah. Turunan senyawa- senyawa tersebut sangat penting dalam tanah (karena kemampuannya membentuk senyawa dengan kation polivalen), terdapat dalam jumlah relatif tinggi, tetapi yang dekomposisinya lambat ialah inositol. Pada tanah alkalin, terbentuk inositol fosfat dengan Ca atau Mg, sedangkan pada tanah masam dengan Al atau Fe. P-anorganik dalam bentuk Al-Fe; Ca-P yang tidak tersedia bagi tanaman, akan dirombak oleh organisme pelarut P menjadi P- anorganik yang larut atau tersedia bagi tanaman.Selain itu, kompos juga mengandung humus (bunga tanah) yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan hara makro dan mikro dan sangat dibutuhkan tanaman. Misel humus mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) yang lebih besar daripada misel lempung (3-10 kali) sehingga penyediaan hara makro dan mikromineral lebih lama. Kapasitas tukar kation (KTK) asam-asam organik dari kompos lebih tinggi dibandingkan mineral liat, namun lebih peka terhadap perubahan pH karena mempunyai sumber muatan tergantung pH (pH dependent charge). Pada nilai pH 3,5, KTK liat dan C-organik sebesar 45,5 dan 199,5 me 100 g-1 sedangkan pada pH 6,5 meningkat menjadi 63 dan 325,5 me 100 g-1. Nilai KTK mineral liat kaolinit (3-5 me 100 g-1), illit (30-40 me 100 g-1), montmorilonit (80-150 me 100 g-1), sedangkan pada asam humat (485-870 me 100 g-1) dan asam fulfat (1.400 me 100 g-1). Oleh karena itu, penambahan kompos ke dalam tanah dapat meningkatkan nilai KTK tanah (Tan, 1991).Peranan bahan organik yang juga penting pada tanah ialah kemampuannya bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Dengan demikian ion logam yang bersifat meracuni tanaman serta merugikan penyediaan hara pada tanah seperti Al, Fe, dan Mn dapat diperkecil dengan adanya khelat dengan bahan organik.Sifat biologi tanahKompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomisetes, bakteri, dan alga). Dengan ditambahkannya kompos ke dalam tanah tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan, akan tetapi mikroorganisme yang ada dalam tanah juga terpacu untuk berkembang. Proses dekomposisi lanjut oleh mikro-organisme akan tetap terus berlangsung tetapi tidak mengganggu tanaman. Gas CO2 yang dihasilkan mikroorganisme tanah akan dipergunakan untuk fotosintesis tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Amonifiksi, nitrifikasi, dan fiksasi nitrogen juga meningkat karena pemberian bahan organik sebagai sumber karbon yang terkandung di dalam kompos. Aktivitas berbagai mikroorganisme di dalam kompos menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan, misalnya auksin, giberelin, dan sitokinin yang memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian makanan lebih luas. Pemberian kompos pada lahan sawah akan membantu mengendalikan atau mengurangi populasi nematoda, karena bahan organik memacu perkembangan musuh alami nematoda, yaitu cendawan dan bakteri serta memberi kondisi yang kurang menguntungkan bagi perkembangan nematoda. Munculnya serangan nematoda penyebab penyakit bintil akar pada akar tanaman padi di beberapa daerah dipicu oleh penggunaan pupuk urea yang intensif.Bahan organik memberikan efek positif pada aktivitas berbagai enzim hidrolase yang kemungkinan disebabkan oleh meningkatkan biomassa mikroba (Garcia et al., 1994). Setelah 10 tahun penambahan bahan organik, siklus biokimia N, aktivitas (urease dan protease-BAA), P (phosphatase) dan karbon (ß-glucosidase) dapat di reaktivasi, sehingga kesuburan tanah meningkat (Ladd, 1985). Sumber : balittanah.litbang.peternakan.go.id

Read More
Informasi

SELAMAT HARI RAYA WAISAK

Waisak atau Waisaka  merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta.[1] Di beberapa tempat disebut juga sebagai "hari Buddha".Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu:Lahirnya Pangeran Siddhartadi Taman Lumbini pada tahun 623 S.M., Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddhadi Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M. Buddha Gautama parinibbana(wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.Tiga peristiwa ini dinamakan "Trisuci Waisak". Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama pada bulan Mei.Umat Buddha di Indonesia, biasanya merayakan moment tersebut dengan cara menerbangkan lampion kertas yang diterbangkan ke langit,mereka juga banyak melakukan perbuatan baik, mengambil bagian dalam melantunkan dan meditasi, merenungkan ajaran Buddha, Membawa persembahan ke kuil hingga berbagi makanan ke orang-orangSelain perayaan tersebut, umat Budhha juga biasa melakukan upacara Bathing The Budhha pada hari Waisak. Upacara ini memperingati dimana air mengalir di atas bahu Buddha untuk mengingatkan orang-orang dalam menjernihkan pikiran mereka dari pikiran negative seperti keserakahan dan kebencian. 

Read More
Informasi

DI MASA PANDEMI, TELUR SEMAKIN DIBUTUHKAN OLEH TUBUH

POULTRYINDONESIA, Jakarta – Selain memiliki kandungan gizi lengkap, telur merupakan sumber protein hewani yang paling mudah terjangkau oleh masyarakat.Terlebih di masa pandemi yang tak kunjung usai, telur menjadi primadona untuk menjaga stamina dan menopang kekebalan tubuh.Hal tersebut mengemuka dalam webinar Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-16, bertemakan “Telur & Manfaat Gizi di Masa Pandemi”.Dr. Dhian Probhoyekti Dipo, SKM, MA selaku Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI yang merupakan narasumber dalam seminar tersebut mengatakan bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi pangan nabati, yang berisiko defisiensi zat besi sehingga bisa menimbulkan prevalensi anemia yang masih tinggi.Menurut Dhian, telur ini bisa menjadi prioritas pilihan yang paling layak sebagai sumber protein hewani untuk keluarga, karena selain dari kandungan gizi yang lengkap, telur bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan termasuk semua agama.Selain itu, pengolahan telur juga relatif sangat mudah, terlebih ketersediaannya sendiri sangat melimpah.“Dengan dihadapkan pada kondisi saat ini bahwa Indonesia surplus telur dan daging ayam, menurut saya ini saat yang tepat agar masyarakat kita mau dan sadar untuk bisa mengonsumsi protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama untuk pertumbuhan bayi dan anak-anak. Terlebih di masa seperti ini, kita semua tentu harus lebih peduli dengan kesehatan,” ungkap Dhian.Di sisi lain, menurut Yoseph Setiabudi, Penasihat Pinsar Petelur Nasional (PPN) yang juga sebagai narasumber dalam seminar tersebut mengatakan para peternak perlu menghasilkan telur-telur yang berkualitas salah satunya dengan Inovasi Telur Vimune. Telur Vimune merupakan telur rendah kolesterol yang dihasilkan dengan rekayasa pakan yang sama sekali tidak memakai protein hewani atau menggunakan bahan pakan yang berasal dari biji-bijianSementara itu manfaat dari Telur Vimune ini adalah sebagai sumber makanan sehat, yang diharapkan jika kita mengonsumsinya, imunitas kita menjadi naik, dan jumlah masyarakat yang sakit bisa lebih banyak dihindari.“Telur Vimune ini adalah yang pertama di dunia dan banyak sekali manfaat dari telur ini, salah satunya harganya stabil dan memiliki konsumen yang tetap. Saya berharap agar lebih banyak lagi peternak yang melakukan bermacam inovasi seperti ini, dan juga ada institusi atau perguruan tinggi bersama-sama dengan peternak untuk terus melakukan riset inovasi untuk telur ini,” ucap Yoseph.Masih dalam forum yang sama, Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah, MS, selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, mengatakan dalam memilih telur, kita perlu memilih ayam yang cangkangnya bersih, tidak retak, permukaan telur halus, bentuknya normal, warnanya homogen atau tidak bernoda dan tentu tidak berbau busuk.Menurutnya, rusaknya telur dapat diakibatkan dari penguapan air, pengenceran, kehilangan CO2, terdapat kenaikan PH, serta dekomposisi bakterial.“Produk peternakan seperti telur ini merupakan bahan pangan bergizi tinggi yang perlu dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu keamanan pangan asal ternak tersebut sangat perlu diperhatikan, agar tidak menggangu kesehatan masyarakat luas,” jelasnya.Sri Hidanah menyarankan perlu adanya edukasi protein hewani secara rutin ke segenap masyarakat, agar manfaat telur ini bisa dirasakan dengan sebaik-baiknya.

Read More