Raden Adjeng Kartini atau lebih tepat disebut dengan Raden Ayu Kartini (Jepara 21 April 1879 – 17 September 1904) adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal luas sebagai seorang pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. RA Kartini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan puteri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, dengan ibu bernama M.A Ngasirah. Sejak kecil, Kartini sudah mampu berbahasa Belanda sehingga ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada kawan korespondensi yang berasal dari Belanda. Dari buku dan Koran serta majalah Eropa, Kartini tertarik dengan kemajuan berpikir masyarakat disana. Maka dari situlah timbul keinginannya untuk memajukan perempuan Indonesia, yang duduk sebagai perempuan pribumi. Karena ia sendiri melihat perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini menulis sebuah buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang sebetulnya merupakan buah pemikiran dari surat yang dikirimkan kepada kawan sejawatnya pada masa tersebut. Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara. Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht.

 

Peringatan untuk Hari Kartini pada Masa COVID-19

Peringatan hari Kartini diputuskan melalui Presiden Soekarno yang mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Perayaan Hari Kartini sangat luas dan sangat berarti di Indonesia. Banyak dari kalangan pejalar merayakan dengan membuat simbolis “Kartini” sebagai bagian yang harus diapresiasi melalui karya-karya seperti gambar, fashion show, dan perlombaan-perlombaan berkaitan dengan peringatan Hari Kartini.

Namun sayangnya, pada tahun 2020 ini wabah COVID-19 yang mengguncang dunia agaknya harus mengubah sedikit perayaan Hari Kartini. Masyarakat harus mematuhi peraturan pemerintah mengenai social distancing untuk pencegahan virus Corona yang mewabah semakin parah di Indonesia. Untuk itu, kegiatan seperti berkumpul hingga membentuk keramaian mulai dilarang, juga termasuk dengan perayaan Hari Kartini ini. Namun, semangat Kartini bagi perempuan Indonesia tidak boleh luntur walau diterjang badai musibah dari virus Corona.

Selamat Hari Kartini, untuk perempuan Indonesia!

Ansell, for your better farming~