POULTRYINDONESIA, Jakarta – Selain memiliki kandungan gizi lengkap, telur merupakan sumber protein hewani yang paling mudah terjangkau oleh masyarakat.
Terlebih di masa pandemi yang tak kunjung usai, telur menjadi primadona untuk menjaga stamina dan menopang kekebalan tubuh.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-16, bertemakan “Telur & Manfaat Gizi di Masa Pandemi”.
Dr. Dhian Probhoyekti Dipo, SKM, MA selaku Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI yang merupakan narasumber dalam seminar tersebut mengatakan bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi pangan nabati, yang berisiko defisiensi zat besi sehingga bisa menimbulkan prevalensi anemia yang masih tinggi.
Menurut Dhian, telur ini bisa menjadi prioritas pilihan yang paling layak sebagai sumber protein hewani untuk keluarga, karena selain dari kandungan gizi yang lengkap, telur bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan termasuk semua agama.
Selain itu, pengolahan telur juga relatif sangat mudah, terlebih ketersediaannya sendiri sangat melimpah.
“Dengan dihadapkan pada kondisi saat ini bahwa Indonesia surplus telur dan daging ayam, menurut saya ini saat yang tepat agar masyarakat kita mau dan sadar untuk bisa mengonsumsi protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama untuk pertumbuhan bayi dan anak-anak. Terlebih di masa seperti ini, kita semua tentu harus lebih peduli dengan kesehatan,” ungkap Dhian.
Di sisi lain, menurut Yoseph Setiabudi, Penasihat Pinsar Petelur Nasional (PPN) yang juga sebagai narasumber dalam seminar tersebut mengatakan para peternak perlu menghasilkan telur-telur yang berkualitas salah satunya dengan Inovasi Telur Vimune. Telur Vimune merupakan telur rendah kolesterol yang dihasilkan dengan rekayasa pakan yang sama sekali tidak memakai protein hewani atau menggunakan bahan pakan yang berasal dari biji-bijian
Sementara itu manfaat dari Telur Vimune ini adalah sebagai sumber makanan sehat, yang diharapkan jika kita mengonsumsinya, imunitas kita menjadi naik, dan jumlah masyarakat yang sakit bisa lebih banyak dihindari.
“Telur Vimune ini adalah yang pertama di dunia dan banyak sekali manfaat dari telur ini, salah satunya harganya stabil dan memiliki konsumen yang tetap. Saya berharap agar lebih banyak lagi peternak yang melakukan bermacam inovasi seperti ini, dan juga ada institusi atau perguruan tinggi bersama-sama dengan peternak untuk terus melakukan riset inovasi untuk telur ini,” ucap Yoseph.
Masih dalam forum yang sama, Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah, MS, selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, mengatakan dalam memilih telur, kita perlu memilih ayam yang cangkangnya bersih, tidak retak, permukaan telur halus, bentuknya normal, warnanya homogen atau tidak bernoda dan tentu tidak berbau busuk.
Menurutnya, rusaknya telur dapat diakibatkan dari penguapan air, pengenceran, kehilangan CO2, terdapat kenaikan PH, serta dekomposisi bakterial.
“Produk peternakan seperti telur ini merupakan bahan pangan bergizi tinggi yang perlu dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu keamanan pangan asal ternak tersebut sangat perlu diperhatikan, agar tidak menggangu kesehatan masyarakat luas,” jelasnya.
Sri Hidanah menyarankan perlu adanya edukasi protein hewani secara rutin ke segenap masyarakat, agar manfaat telur ini bisa dirasakan dengan sebaik-baiknya.